Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan pihaknya akan melibatkan warga sebagai penumpang MRT Jakarta dalam uji coba penuh (full trial run) pada akhir Februari 2019.

"Pada 26 Februari 2019 kita akan mulai 'full trial run', uji coba operasi secara penuh seluruh sistem dan orang-orang, awak MRT itu semua akan mengoperasikan sistem secara independen secara mandiri," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar dalam uji coba rangkaian kereta MRT Jakarta yang juga melibatkan wartawan di Jakarta, Rabu.

William menuturkan pada uji coba penuh dan terakhir itu akan dibagi pada dua fase yakni pada mode darurat dan normal.

"Pada saat normal yang dimulai pada tanggal 11 Maret 2019, kita akan mulai melibatkan masyarakat secara lebih banyak dan jumlahnya bisa diperkirakan sampai 20.000 orang sehari naik kereta, kita coba itu selama 2-3 minggu sampai dengan operasi komersial itu dimulai," ujarnya.

William mengatakan pelatihan operasi MRT Jakarta pada saat keadaan darurat juga dijadwalkan dilakukan pada 27 Februari-11 maret sebelum MRT mulai beroperasi secara komersial pada 24-31 Maret 2019.

Dia menuturkan pada uji coba penuh itu, akan dimulai dengan latihan dan respon yang harus dilakukan saat keadaan darurat dengan melibatkan penumpang.

Sementara pada Agustus 2018, telah dimulai tes integrasi persinyalan di jalur utama menggunakan kereta pertama.

Dia menuturkan hingga saat ini semua berjalan sesuai dengan target dan hasil yang didapat sesuai dengan harapan.

Hingga 25 Januari 2019, proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Fase I antara Lebak Bulus dan Bundaran Hotel Indonesia sudah mencapai 98,59 persen.

"Itu terbagi dua antara depo dan seksi pengerjaan atas (elevated) 98,43 persen serta seksi bawah tanah 98,74 persen," kata William.

Baca juga: MRT tempuh rute Bunderan HI-Lebak Bulus dalam 30 menit
Baca juga: MRT Jakarta sediakan fasilitas untuk disabilitas
Baca juga: Kereta MRT didorong mobilitas per lima menit