KPU Sumut menyasar pemilih milenial
30 Januari 2019 06:27 WIB
Arsip. Peserta mengikuti Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum 2019 di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (27/1/2019). Kegiatan yang diikuti Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) dari tujuh kecamatan di Surabaya itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait mekanisme dan prosedur di Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat pelaksanaan Pemilihan Umum. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono/aww)
Medan (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara menyasar kaum milenial yang merupakan kalangan muda dalam berbagai sosialisasi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2019.
Ketua KPU Sumut Yulhasni di Medan, Selasa, mengatakan, diperkirakan dalam setiap pemilu, 30 persen dari total jumlah pemilih adalah pemilih muda dengan usia 17 hingga 30 tahun dan demografi itu tentunya sangat signifikan dan partisipasi mereka akan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil pemilu.
Berdasarkan data KPU, jumlah pemilih milenial mencapai 70-80 juta jiwa dari 193 juta pemilih, yang artinya juga sekitar 35-40 persen memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu dan menentukan siapa pemimpin pada masa mendatang.
"Itu mengapa kalangan milenial penting menjadi target setiap sosialisasi dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih. Jumlah mereka menentukan karena melek internet yang tentunya cukup rajin di media sosial," katanya.
Hal itu disampaikan Yulhasni pada diskusi publik dengan tema "Memaksimalkan partisipasi generasi milenial pada Pemilu 2019" yang digagas oleh Perum LKBN Antara Biro Sumatera Utara.
Selain Ketua KPU Sumut Yulhasni, juga tampil sebagai pemateri Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara Fernanda Putra Adela dan Kepala Biro Perum LKBN ANTARA Biro Sumut Riza Mulyadi.
Lebih lanjut Yulhasni mengatakan, kontribusi pemuda dalam menyongsong pesta demokrasi sehat dalam Pemilu Serentak 2019 sangatlah diperlukan, namun sayangnya, banyak pemuda saat ini yang acuh terhadap politik.
Hal itu dinilai karena banyak anak muda yang terdogma bahwa politik cenderung berstigma buruk, terlebih banyaknya berita dari media yang menyebutkan banyaknya kasus penyelewengan wewenang oleh oknum-oknum politik.
Beragam reaksi anak muda tentang pemilu seperti siapa pun yang menang, akan begini-begini saja, tidak akan mengubah apa-apa, tidak mengenal siapa calon dan prosesnya yang membingungkan.
"Nah tentunya peran dari semua pihak sangat kita butuhkan untuk memberikan pemahaman kepada mereka terkait pemilu. Salah satu yang dilakukan KPU adalah merekrut relawan demokrasi yang tugasnya antara lain membantu melakukan sosialisasi tentang pemilu termasuk kepada kalangan milenial.
Sementara Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Sumut Riza Mulyadi mengatakan, sebagai lembaga pemerintah, pihaknya merasa memiliki tanggungjawab bagimana agar pemilu dapat berjalan dengan sukses, termasuk meningkatnya partisipasi pemilih.
"Nah apa yang kami lakukan hari ini dengan membuat diskusi publik terkait pemilu adalah salah satu upaya kami membantu KPU bagaimana nanti pemilu dapat berjalan sukses, termasuk meningkatnya partsisipasi pemilih," katanya.
Baca juga: KPU Palembang manfaatkan Relawan Demokrasi memotivasi pemilih
Baca juga: Polda Metro berencana klarifikasi pimpinan KPU terkait laporan OSO
Baca juga: KPU sampaikan perkembangan tahapan pemilu di rapim TNI-Polri
Ketua KPU Sumut Yulhasni di Medan, Selasa, mengatakan, diperkirakan dalam setiap pemilu, 30 persen dari total jumlah pemilih adalah pemilih muda dengan usia 17 hingga 30 tahun dan demografi itu tentunya sangat signifikan dan partisipasi mereka akan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil pemilu.
Berdasarkan data KPU, jumlah pemilih milenial mencapai 70-80 juta jiwa dari 193 juta pemilih, yang artinya juga sekitar 35-40 persen memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu dan menentukan siapa pemimpin pada masa mendatang.
"Itu mengapa kalangan milenial penting menjadi target setiap sosialisasi dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih. Jumlah mereka menentukan karena melek internet yang tentunya cukup rajin di media sosial," katanya.
Hal itu disampaikan Yulhasni pada diskusi publik dengan tema "Memaksimalkan partisipasi generasi milenial pada Pemilu 2019" yang digagas oleh Perum LKBN Antara Biro Sumatera Utara.
Selain Ketua KPU Sumut Yulhasni, juga tampil sebagai pemateri Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara Fernanda Putra Adela dan Kepala Biro Perum LKBN ANTARA Biro Sumut Riza Mulyadi.
Lebih lanjut Yulhasni mengatakan, kontribusi pemuda dalam menyongsong pesta demokrasi sehat dalam Pemilu Serentak 2019 sangatlah diperlukan, namun sayangnya, banyak pemuda saat ini yang acuh terhadap politik.
Hal itu dinilai karena banyak anak muda yang terdogma bahwa politik cenderung berstigma buruk, terlebih banyaknya berita dari media yang menyebutkan banyaknya kasus penyelewengan wewenang oleh oknum-oknum politik.
Beragam reaksi anak muda tentang pemilu seperti siapa pun yang menang, akan begini-begini saja, tidak akan mengubah apa-apa, tidak mengenal siapa calon dan prosesnya yang membingungkan.
"Nah tentunya peran dari semua pihak sangat kita butuhkan untuk memberikan pemahaman kepada mereka terkait pemilu. Salah satu yang dilakukan KPU adalah merekrut relawan demokrasi yang tugasnya antara lain membantu melakukan sosialisasi tentang pemilu termasuk kepada kalangan milenial.
Sementara Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Sumut Riza Mulyadi mengatakan, sebagai lembaga pemerintah, pihaknya merasa memiliki tanggungjawab bagimana agar pemilu dapat berjalan dengan sukses, termasuk meningkatnya partisipasi pemilih.
"Nah apa yang kami lakukan hari ini dengan membuat diskusi publik terkait pemilu adalah salah satu upaya kami membantu KPU bagaimana nanti pemilu dapat berjalan sukses, termasuk meningkatnya partsisipasi pemilih," katanya.
Baca juga: KPU Palembang manfaatkan Relawan Demokrasi memotivasi pemilih
Baca juga: Polda Metro berencana klarifikasi pimpinan KPU terkait laporan OSO
Baca juga: KPU sampaikan perkembangan tahapan pemilu di rapim TNI-Polri
Pewarta: Juraidi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: