Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berhasil menembus angka psikologis 1.300 dolar AS per ounce pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), posisi tertinggi dalam tujuh bulan terakhir, karena pasar ekuitas AS turun tajam.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari, naik 5,00 dolar AS atau 0,39 persen, menjadi menetap di 1.303,10 dolar AS per ounce. Ini adalah pertama kalinya sejak 14 Juni 2018 emas ditutup di atas 1.300 dolar AS.

Pada perdagangan Senin (28/1), Indeks Dow Jones Industrial Average AS turun sekitar satu persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq juga merosot. Ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena para investor mencari aset-aset safe haven seperti emas.

Sementara itu, indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, sedikit menurun, yang menambahkan dukungan terhadap emas.

Logam mulia juga mendapat dukungan tambahan dari ketidakpastian geopolitik, seperti masa depan Brexit, karena legislator Inggris akan memberikan suara pada rencana Brexit baru Perdana Menteri Theresa May pada Selasa waktu setempat.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 6,6 sen AS atau 0,42 persen, menjadi ditutup pada 15,765 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 3,80 dolar AS atau 0,46 persen, menjadi 814,50 dolar AS per ounce. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Analis: Rupiah diprediksi terus menguat, Fed cenderung "dovish"

Baca juga: Bursa Prancis melemah, Indeks CAC 40 ditutup turun 37,24 poin