Kemendag: Filipina mitra strategis Indonesia
28 Januari 2019 16:17 WIB
Illustrasi: Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan (kiri) berbincang dengan Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi (kanan) dalam Pertemuan Eksportir Indonesia di Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai, Jakarta (ANTARA /Aprillio Akbar)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menilai Filipina merupakan mitra strategis Indonesia, di mana negara yang dipimpin Rodrigo Duterte ini menjadi negara ketiga yang posisi perdagangannya surplus untuk Indonesia.
"Surplus kita pertama dengan India, Amerika, ketiga itu Filipina. Kalau Filipina masalah, kan tidak bagus. Oleh karena itu kita harus entertain," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan dihubungi di Jakarta, Senin.
Terkait keinginan Filipina yang menginginkan Indonesia lebih terbuka untuk produk bawang merah dan pisang, Oke menyampaikan bahwa pihak Filipina perlu memenuhi kriteria yang ditetapkan Kementerian Pertanian (Kementan).
"Pada prinsipnya, dengan skema ASEAN itu sudah terbuka, selama memenuhi aturan Kementan, yakni produk dari negara asal itu bebas hama. Selama dapat rekomendasi dari Kementan, ya oke," ujarnya.
Menurut dia, saat ini pihak Kementan tengah berkunjung ke Filipina untuk memastikan bahwa produk Filipina dinyatakan bebas hama.
Jika Kementan menyatakan produk bawang merah dan pisang asal Filipina memenuhi syarat, selanjutnya akan dipertemukan eksportir dan importir dari kedua negara.
Pada 2017 ekspor nonmigas Indonesia ke Filipina mencapai 6,6 miliar dolar AS. Sedangkan impor nonmigas dari Filipina ke Indonesia sebesar 859 juta dolar AS.
Baca juga: Ekspor baja lembaran nirkarat hampir naik 300 persen
Baca juga: Kopi Kerinci tembus pasar internasional
"Surplus kita pertama dengan India, Amerika, ketiga itu Filipina. Kalau Filipina masalah, kan tidak bagus. Oleh karena itu kita harus entertain," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan dihubungi di Jakarta, Senin.
Terkait keinginan Filipina yang menginginkan Indonesia lebih terbuka untuk produk bawang merah dan pisang, Oke menyampaikan bahwa pihak Filipina perlu memenuhi kriteria yang ditetapkan Kementerian Pertanian (Kementan).
"Pada prinsipnya, dengan skema ASEAN itu sudah terbuka, selama memenuhi aturan Kementan, yakni produk dari negara asal itu bebas hama. Selama dapat rekomendasi dari Kementan, ya oke," ujarnya.
Menurut dia, saat ini pihak Kementan tengah berkunjung ke Filipina untuk memastikan bahwa produk Filipina dinyatakan bebas hama.
Jika Kementan menyatakan produk bawang merah dan pisang asal Filipina memenuhi syarat, selanjutnya akan dipertemukan eksportir dan importir dari kedua negara.
Pada 2017 ekspor nonmigas Indonesia ke Filipina mencapai 6,6 miliar dolar AS. Sedangkan impor nonmigas dari Filipina ke Indonesia sebesar 859 juta dolar AS.
Baca juga: Ekspor baja lembaran nirkarat hampir naik 300 persen
Baca juga: Kopi Kerinci tembus pasar internasional
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: