Sampah pantai Kedonganan ditargetkan DLHK Badung-Bali teratasi dua pekan
28 Januari 2019 00:55 WIB
Sejumlah pemulung mengais sampah yang terdampar di Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Selasa (4/2). Sampah tersebut berasal dari daerah lain yang terbawa arus laut akibat cuaca buruk akhir-akhir ini yang melanda pantai selatan Jawa, Bali, NTB dan NTT. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Badung, Bali (ANTARA News) - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, Provinsi Bali, Putu Eka Merthawan, menargetkan dua pekan untuk membantu proses mengatasi sampah kiriman di Pantai Kedonganan dengan menerjunkan dua alat berat mobil "loader".
"Kami perkirakan volume sampah di Pantai Kedonganan sebanyak 200 ton. Itu sangat sulit bila ditangani secara manual, karena itu kami akan menggunakan alat berat untuk mempercepat pembersihan," katanya di Badung, Bali, Minggu.
Alat berat tersebut akan membantu 250 orang personel DLHK Badung yang dikerahkan untuk membersihkan sampah secara manual di salah satu pantai yang cukup diminati wisatawan di Pulau Dewata itu.
Selama ini, DLHK Badung memiliki empat alat berat mobil loader yang saat ini sedang difungsikan untuk membersihkan sampah di sektor selatan yaitu, Pantai Legian, Seminyak dan Kuta.
Setelah sampah di sektor tersebut selesai dibersihkan, pihaknya secara bertahap akan memindahkan alat berat itu untuk melakukan pembersihan di sektor Pantai Kedonganan.
"Kami perkirakan dengan mengerahkan 250 orang personel dan mobil loader, maka permasalahan sampah di Pantai Kedonganan akan dapat diatasi dalam waktu dua minggu," ujarnya.
Akibat gelombang tinggi dan angin kencang di wilayah perairan selatan Bali, menyebabkan Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, dipenuhi sampah kiriman, khususnya sampah plastik, yang terdampar di pantai setempat.
"Sampahnya sudah mulai banyak sekitar sepekan terakhir. Tapi memang 3-4 hari ini jumlahnya sangat banyak," ujar warga Kedonganan, Mud Sarif.
Meskipun tumpukan sampah tersebut mengganggu aktivitas warga dan nelayan serta mengurangi kenyamanan wisatawan, Mud Sarif bersama sejumlah rekannya justru memanfaatkan fenomena itu untuk mencari sampah dan menjualnya kembali.
"Hari-hari biasa, saya mencari sampah di jalan-jalan. Cuma karena sekarang disini sampah plastiknya banyak, ya kami cari sampahnya di pantai saja sambil bantu bersih-bersih juga," katanya.
Dalam sehari, ia mengaku dapat mengumpulkan sekitar 50 kilogram sampah plastik yang kemudian ia jual kembali dengan harga sekitar Rp2 ribu perkilogram untuk jenis sampah botol plastik bekas air mineral.
"Ini yang kami ambil kebanyakan botol atau gelas plastik. Itu yang harganya lebih mahal. Kebetulan, di pantai ini sampahnya juga banyak yang botol air mineral bekas," ujar Seni, warga pencari sampah yang lain.
Baca juga: Pantai Kedonganan dipenuhi sampah plastik
"Kami perkirakan volume sampah di Pantai Kedonganan sebanyak 200 ton. Itu sangat sulit bila ditangani secara manual, karena itu kami akan menggunakan alat berat untuk mempercepat pembersihan," katanya di Badung, Bali, Minggu.
Alat berat tersebut akan membantu 250 orang personel DLHK Badung yang dikerahkan untuk membersihkan sampah secara manual di salah satu pantai yang cukup diminati wisatawan di Pulau Dewata itu.
Selama ini, DLHK Badung memiliki empat alat berat mobil loader yang saat ini sedang difungsikan untuk membersihkan sampah di sektor selatan yaitu, Pantai Legian, Seminyak dan Kuta.
Setelah sampah di sektor tersebut selesai dibersihkan, pihaknya secara bertahap akan memindahkan alat berat itu untuk melakukan pembersihan di sektor Pantai Kedonganan.
"Kami perkirakan dengan mengerahkan 250 orang personel dan mobil loader, maka permasalahan sampah di Pantai Kedonganan akan dapat diatasi dalam waktu dua minggu," ujarnya.
Akibat gelombang tinggi dan angin kencang di wilayah perairan selatan Bali, menyebabkan Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, dipenuhi sampah kiriman, khususnya sampah plastik, yang terdampar di pantai setempat.
"Sampahnya sudah mulai banyak sekitar sepekan terakhir. Tapi memang 3-4 hari ini jumlahnya sangat banyak," ujar warga Kedonganan, Mud Sarif.
Meskipun tumpukan sampah tersebut mengganggu aktivitas warga dan nelayan serta mengurangi kenyamanan wisatawan, Mud Sarif bersama sejumlah rekannya justru memanfaatkan fenomena itu untuk mencari sampah dan menjualnya kembali.
"Hari-hari biasa, saya mencari sampah di jalan-jalan. Cuma karena sekarang disini sampah plastiknya banyak, ya kami cari sampahnya di pantai saja sambil bantu bersih-bersih juga," katanya.
Dalam sehari, ia mengaku dapat mengumpulkan sekitar 50 kilogram sampah plastik yang kemudian ia jual kembali dengan harga sekitar Rp2 ribu perkilogram untuk jenis sampah botol plastik bekas air mineral.
"Ini yang kami ambil kebanyakan botol atau gelas plastik. Itu yang harganya lebih mahal. Kebetulan, di pantai ini sampahnya juga banyak yang botol air mineral bekas," ujar Seni, warga pencari sampah yang lain.
Baca juga: Pantai Kedonganan dipenuhi sampah plastik
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: