Bulu tangkis
Hadapi Greysia/Apriyani, ganda Jepang teringat saat Olimpiade
26 Januari 2019 15:59 WIB
Ganda putri Indonesia Greysia Polli (kiri) dan Apriyani Rahayu gagal mengembalikan kok dari ganda putri Jepang Misaki Matsutomo dan Ayaka Takahashi saat pertandingan semifinal Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (26/1/2019). Greysia/Apriyani gagal melaju ke final usai kalah dengan ganda putri peringkat dua dunia Misaki Matsutomo dan Ayaka Takahashi dengan skor 20-22, 22-20 dan 12-21. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.
Jakarta (ANTARA News) - Pasangan atlet bulu tangkis ganda putri Jepang Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo mengaku teringat pertandingan Olimpiade saat kehilangan gim kedua menghadapi ganda Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu pada laga semifinal Indonesia Masters 2019.
"Kami juga pernah berada pada kondisi seperti itu dalam Olimpiade. Mental kami sudah terbiasa menghadapi itu. Kami selalu berpikir masih ada harapan. Kalau kami masih bisa dapat poin, kam akan berusaha meraihnya," kata Ayaka selepas pertandingan di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.
Ganda Jepang peringkat dua dunia itu menang dalam tiga gim 22-20, 20-22 dan 21-12 selama 82 menit permainan menghadapi Greysia/Apriyani Rahayu dalam turnamen tingkat Super 500 itu.
Hasil pertandingan semifinal Indonesia Masters 2019 itu menambah catatan keunggulan Ayaka/Misaki menjadi 9-2 atas pasangan Merah-Putih peringkat empat dunia itu.
Ganda putri Negeri Sakura itu mengaku sempat kehilangan gim kedua dari Greysia/Apriyani tapi mereka tidak terlalu memikirkannya dan langsung fokus pada pertandingan gim ketiga sebagai gim penentuan.
"Kami tidak tertekan oleh suporter karena setiap kali bermain di Indonesia, penonton memang selalu ramai. Kami hanya main dua kali dalam setahun di sini. Suporter di sini luar biasa dan itu bukan beban bagi kami," kata Misaki.
Pada pertandingan final turnamen berhadiah total 350 ribu dolar AS itu, Ayaka/Misaki akan menghadapi pasangan Korea Selatan Kim So Yeong/Kong Hee Yong sebagai pertemuan kedua mereka.
Ayaka/Misaki masih memimpin catatan kedudukan atas ganda Korea peringkat 50 dunia itu 1-0. "Mereka punya permainan yang cepat. Kami harus menyiapkan strategi yang tepat untuk menghentikan serangan mereka," kata Misaki.
Baca juga: Langkah Greysia/Apriyani terhenti di semifinal
Baca juga: Greysia/Apriyani terapkan pola baru setelah gagal penyisihan
Baca juga: Greysia beberkan arti dukungan dalam karir
"Kami juga pernah berada pada kondisi seperti itu dalam Olimpiade. Mental kami sudah terbiasa menghadapi itu. Kami selalu berpikir masih ada harapan. Kalau kami masih bisa dapat poin, kam akan berusaha meraihnya," kata Ayaka selepas pertandingan di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.
Ganda Jepang peringkat dua dunia itu menang dalam tiga gim 22-20, 20-22 dan 21-12 selama 82 menit permainan menghadapi Greysia/Apriyani Rahayu dalam turnamen tingkat Super 500 itu.
Hasil pertandingan semifinal Indonesia Masters 2019 itu menambah catatan keunggulan Ayaka/Misaki menjadi 9-2 atas pasangan Merah-Putih peringkat empat dunia itu.
Ganda putri Negeri Sakura itu mengaku sempat kehilangan gim kedua dari Greysia/Apriyani tapi mereka tidak terlalu memikirkannya dan langsung fokus pada pertandingan gim ketiga sebagai gim penentuan.
"Kami tidak tertekan oleh suporter karena setiap kali bermain di Indonesia, penonton memang selalu ramai. Kami hanya main dua kali dalam setahun di sini. Suporter di sini luar biasa dan itu bukan beban bagi kami," kata Misaki.
Pada pertandingan final turnamen berhadiah total 350 ribu dolar AS itu, Ayaka/Misaki akan menghadapi pasangan Korea Selatan Kim So Yeong/Kong Hee Yong sebagai pertemuan kedua mereka.
Ayaka/Misaki masih memimpin catatan kedudukan atas ganda Korea peringkat 50 dunia itu 1-0. "Mereka punya permainan yang cepat. Kami harus menyiapkan strategi yang tepat untuk menghentikan serangan mereka," kata Misaki.
Baca juga: Langkah Greysia/Apriyani terhenti di semifinal
Baca juga: Greysia/Apriyani terapkan pola baru setelah gagal penyisihan
Baca juga: Greysia beberkan arti dukungan dalam karir
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: