Cirebon (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian pada Jumat bersilahturahim ke Pondok Pesantren Buntet, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat untuk mengajak para santri merawat keberagaman.

"Peran kiai dan santri tentu sentral dalam menjaga heterogenitas yang bangsa kita miliki ini," kata Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam sambutan acara itu di Cirebon, Jumat.

Panglima TNI mengajak para ulama dan santri untuk merawat keberagaman bangsa Indonesia.

Ia mengatakan bahwa pondok pesantren bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, melainkan juga berkumpulnya gagasan tentang kebangsaan.

Pada kesempatan itu, ia juga menceritakan tentang perjuangan kiai dan santri saat mengusir penjajah, di mana Pondok Pesantren Buntet salah satu ponpes yang paling banyak mengirimkan anggota Laskar Hizbullah dan Sabilillah saat pertempuran 10 November di Surabaya.

"Laskar Hizbullah dan Sabilillah itu menjadi pasukan tempur utama saat pertempuran di Surabaya, setelah Kiai Hasyim Asyari mengeluarkan resolusi jihad," ujarnya.

Panglima TNI mengatakan Ponpes Buntet memiliki pengaruh besar dalam mengusir penjajahan.

Untuk itu, dia mengajak ratusan santri mendoakan para pejuang yang berhasil mengusir penjajah.

"Mari kita doakan Laskar Hizbullah dan Sabilillah yang gugur dalam pertempuran di Surabaya," katanya.

Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) KH Adib Rofiuddin mengatakan kehadiran Panglima TNI dan Kapolri di Ponpes Buntet merupakan peristiwa bersejarah.

Tentu saja, kata dia, Ponpes Buntet berkomitmen kuat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Dua pimpinan dari TNI dan polisi datang ke sini (Buntet, red.) secara bersamaan merupakan sejarah. Kami selalu siap demi kepentingan bangsa," katanya.