"Tropical Cyclone Riley" pengaruhi cuaca di Maluku
25 Januari 2019 20:57 WIB
Dampak Cuaca Ekstrim Ombak besar menerjang pesisir pantai Desa Amahusu, Ambon, Maluku saat cuaca ekstrim melanda Kota Ambon, Selasa (14/1). BMKG Ambon juga telah mengeluarkan peringatan dini angin dengan kecepatan lebih dari 30 km/jam dan juga gelombang laut yang tinggi akan terjadi di sejumlah wilayah Provisi Maluku. (ANTARAFOTO/Izaac Mulyawan)
Ambon, (ANTARA News) - Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Provinsi Maluku, menyatakan kondisi cuaca Maluku dipengaruhi "Tropical Cyclone Riley", di Samudera Hindia Selatan Pulau Sumbawa dengan kecepatan angin maksimum 45 knot
Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, Jumat, di Ambon mengatakan pola tekanan rendah hPa teridentifikasi di Samudra Pasifik sebelah timur laut Australia, menyebabkan pumpunan angin dan pembelokan angin di wilayah Maluku.
Kondisi ini, katanya, dapat menyebabkan adanya pertumbuhan awan-awan hujan (cumulonimbus) di wilayah tersebut. Keadaan ini juga dapat disertai dengan angin kencang sesaat yang dapat meningkatkan tinggi gelombang di wilayah tersebut.
Kondisi sinoptik tercatat angin umumnya bertiup dari arah barat - utara dengan kecepatan terbesar 25 knot (50 km/jam).
Ia mengemukakan gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di Laut Arafura bagian timur.
Sedangkan, gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di laut Banda, perairan Kepulauan Sermata, Letti, perairan Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulau Kei, Kepulauan Aru serta laut Arafuru bagian Barat dan Tengah.
Terkait potensi hujan, dia menjelaskan intensitas lebat disertai petir berpeluang terjadi di laut Arafuru bagian Timur
"Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang," katanya.
Ot mengatakan para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.
Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.
Dia mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para bupati maupun wali kota.
Bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, katanya, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," demikian Ot Oral Sem Wilar.
Baca juga: Waspadai dampak Siklon Riley di selatan perairan Laut Timor, kata BMKG
Baca juga: Sejumlah Kabupaten di Jateng terkena dampak Siklon Riley
Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, Jumat, di Ambon mengatakan pola tekanan rendah hPa teridentifikasi di Samudra Pasifik sebelah timur laut Australia, menyebabkan pumpunan angin dan pembelokan angin di wilayah Maluku.
Kondisi ini, katanya, dapat menyebabkan adanya pertumbuhan awan-awan hujan (cumulonimbus) di wilayah tersebut. Keadaan ini juga dapat disertai dengan angin kencang sesaat yang dapat meningkatkan tinggi gelombang di wilayah tersebut.
Kondisi sinoptik tercatat angin umumnya bertiup dari arah barat - utara dengan kecepatan terbesar 25 knot (50 km/jam).
Ia mengemukakan gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di Laut Arafura bagian timur.
Sedangkan, gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di laut Banda, perairan Kepulauan Sermata, Letti, perairan Kepulauan Babar, Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulau Kei, Kepulauan Aru serta laut Arafuru bagian Barat dan Tengah.
Terkait potensi hujan, dia menjelaskan intensitas lebat disertai petir berpeluang terjadi di laut Arafuru bagian Timur
"Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang," katanya.
Ot mengatakan para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.
Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.
Dia mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para bupati maupun wali kota.
Bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, katanya, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," demikian Ot Oral Sem Wilar.
Baca juga: Waspadai dampak Siklon Riley di selatan perairan Laut Timor, kata BMKG
Baca juga: Sejumlah Kabupaten di Jateng terkena dampak Siklon Riley
Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: