Harga minyak bervariasi di tengah kekacauan Venezuela dan lonjakan persediaan AS
25 Januari 2019 08:26 WIB
Ilustrasi. Petugas PT Pertamina (Persero) melintasi kawasan kilang pengolahan minyak mentah di Balongan, Indramayu, Jawa Barat. (ANTARA/Rivan Awal Lingga)
New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena para pedagang melihat kemungkinan sanksi-sanksi Amerika Serikat terhadap sektor minyak Venezuela dan lonjakan mingguan persediaan minyak mentah AS.
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 51 sen AS menjadi 53,13 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret turun lima sen AS menjadi ditutup pada 61,09 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Para pedagang memperhatikan ancaman sanksi-sanksi AS terhadap Venezuela, yang akan menyebabkan pasar menjadi lebih ketat.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu (23/1) bahwa Amerika Serikat telah mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai "presiden sementara" negara itu, sebuah langkah yang muncul setelah Nicolas Maduro dilantik sebagai presiden negara Amerika Latin tersebut awal bulan ini.
Trump menambahkan bahwa Amerika Serikat akan terus menggunakan kekuatan ekonomi dan diplomatik untuk mendesak "pemulihan demokrasi Venezuela."
Namun demikian, dikutip dari Xinhua, kenaikan pasar dibatasi karena Badan Information Energi AS (EIA) melaporkan pada Kamis (24/1) bahwa persediaan minyak mentah negara itu melonjak delapan juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Januari.
Dengan volume 445 juta barel, persediaan minyak mentah AS berada sekitar sembilan persen di atas rata-rata lima tahun untuk sepanjang tahun ini, menurut Laporan Status Minyak Mingguan oleh EIA.
Baca juga: Mike Pence sampaikan pesan dukungan untuk rakyat Venezuela
Baca juga: Harga minyak lanjutkan penurunan, investor khawatir permintaan global melemah
Baca juga: Tertekan penguatan dolar AS, emas berjangka turun jadi 1.279,8 dolar per ounce
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 51 sen AS menjadi 53,13 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret turun lima sen AS menjadi ditutup pada 61,09 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Para pedagang memperhatikan ancaman sanksi-sanksi AS terhadap Venezuela, yang akan menyebabkan pasar menjadi lebih ketat.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu (23/1) bahwa Amerika Serikat telah mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai "presiden sementara" negara itu, sebuah langkah yang muncul setelah Nicolas Maduro dilantik sebagai presiden negara Amerika Latin tersebut awal bulan ini.
Trump menambahkan bahwa Amerika Serikat akan terus menggunakan kekuatan ekonomi dan diplomatik untuk mendesak "pemulihan demokrasi Venezuela."
Namun demikian, dikutip dari Xinhua, kenaikan pasar dibatasi karena Badan Information Energi AS (EIA) melaporkan pada Kamis (24/1) bahwa persediaan minyak mentah negara itu melonjak delapan juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Januari.
Dengan volume 445 juta barel, persediaan minyak mentah AS berada sekitar sembilan persen di atas rata-rata lima tahun untuk sepanjang tahun ini, menurut Laporan Status Minyak Mingguan oleh EIA.
Baca juga: Mike Pence sampaikan pesan dukungan untuk rakyat Venezuela
Baca juga: Harga minyak lanjutkan penurunan, investor khawatir permintaan global melemah
Baca juga: Tertekan penguatan dolar AS, emas berjangka turun jadi 1.279,8 dolar per ounce
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: