Sumsel berupaya tetap pertahankan bebas kabut asap
24 Januari 2019 11:19 WIB
Sejumlah kendaraan melintas di atas jembatan Ampera yang tertutup kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (5/10/2018). Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Nilai Ambang Batas (NAB) konsentrasi partikulat (PM10) di Palembang sebesar 239 / berada dikategori tidak sehat yang diakibatkan dari kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Sumsel. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/ama
Palembang, (ANTARA News) - Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya menyatakan akan berupaya mempertahankan daerahnya bebas dari kabut asap akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Selama 2018 di Sumsel tidak terjadi kabut asap seperti pada 2015 dan itu harus dipertahankan," katanya di Palembang, Kamis.
Upaya antisipasi dalam pencegahan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan itu, katanya, telah disampaikan pada rapat koordinasi Antisipasi dan Kewaspadaan Dini Terhadap Potensi dan Dampak Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Jakarta beberapa waktu lalu.
Memang, kata dia, untuk di wilayah Sumsel pada tahun 2018 dinilai berhasil dalam menekan kasus kebakaran hutan dan lahan. Hal ini karena pencegahan dilaksanakan secara maksimal, terlebih lagi pada saat itu Sumsel menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
"Walaupun pencegahan berhasil, tetapi kewaspadaan harus selalu ditingkatkan. Pencegahan harus tetap diutamakan supaya tahun ini tidak terjadi kabut asap. Pada 2019 ini perlu ditambah penguatan peralatan pemadaman seperti helikopter," katanya.
Sementara itu Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan berharap pada Menko Polhukam Jenderal (Purn) Wiranto selaku pimpinan rakor, untuk mencarikan solusi terbaik di lima Provinsi di bawah kendali Kodam II Sriwijaya yang masyarakatnya rata rata berprofesi sebagai petani.
Ia mengatakan pihaknya telah berupaya memberikan pemahaman pada petani dalam membuka lahan agar jangan membakar. Selain itu perlu juga diterapkan sistem sekat kanal, namun upaya ini masih butuh solusi yang lebih baik lagi.
Baca juga: BENCANA ASAP - Satgas bencana asap Sumsel upayakan hujan buatan
Baca juga: Ini cara BNPB menaklukkan asap di Sumsel
"Selama 2018 di Sumsel tidak terjadi kabut asap seperti pada 2015 dan itu harus dipertahankan," katanya di Palembang, Kamis.
Upaya antisipasi dalam pencegahan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan itu, katanya, telah disampaikan pada rapat koordinasi Antisipasi dan Kewaspadaan Dini Terhadap Potensi dan Dampak Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Jakarta beberapa waktu lalu.
Memang, kata dia, untuk di wilayah Sumsel pada tahun 2018 dinilai berhasil dalam menekan kasus kebakaran hutan dan lahan. Hal ini karena pencegahan dilaksanakan secara maksimal, terlebih lagi pada saat itu Sumsel menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
"Walaupun pencegahan berhasil, tetapi kewaspadaan harus selalu ditingkatkan. Pencegahan harus tetap diutamakan supaya tahun ini tidak terjadi kabut asap. Pada 2019 ini perlu ditambah penguatan peralatan pemadaman seperti helikopter," katanya.
Sementara itu Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan berharap pada Menko Polhukam Jenderal (Purn) Wiranto selaku pimpinan rakor, untuk mencarikan solusi terbaik di lima Provinsi di bawah kendali Kodam II Sriwijaya yang masyarakatnya rata rata berprofesi sebagai petani.
Ia mengatakan pihaknya telah berupaya memberikan pemahaman pada petani dalam membuka lahan agar jangan membakar. Selain itu perlu juga diterapkan sistem sekat kanal, namun upaya ini masih butuh solusi yang lebih baik lagi.
Baca juga: BENCANA ASAP - Satgas bencana asap Sumsel upayakan hujan buatan
Baca juga: Ini cara BNPB menaklukkan asap di Sumsel
Pewarta: Ujang Idrus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: