Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk menyiapkan belanja Rp3 triliun hingga Rp4 triliun untuk pertumbuhan bisnis secara anorganik, termasuk di dalamnya untuk mengakuisisi perusahaan asuransi umum dan perbankan pada 2019.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, mengatakan perseroan pada tahun 2019 ini ingin melengkapi kepemilikan anak usaha, yang saat ini masih berjumlah lima anak perusahaan.

Meskipun memiliki rencana untuk melakukan akuisisi pada 2019 ini, perseroan mengklaim modal perseroan masih mencukupi sehingga BNI tidak memilki rencana untuk menerbitkan instrumen utang baru.

"Kami mungkin akan melakukan akuisisi baik di perbankan, maupun di asuransi untuk melengkapi visi dan misi kita sebagai lembaga keuangan," ujar Herry.

Saat ini perseroan masih melakukan penjajakan terhadap perusahaan asuransi umum dan juga perbankan. Tidak tertutup kemungkinan, kata Herry, di pertengahan tahun BNI juga akan merangkul perusahaan finansial berbasis teknologi (tekfin/fintech).

Disinggung lebih lanjut mengenai kandidat bank dan perusahaan asuransi tersebut, Herry enggan berkomentar lebih jauh.

"Bisa saja itu bank Buku Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I, BUKU II, BUKU III," kata dia.

Pada 2019, emiten bersandi BBNI itu menargetkan untuk medongkrak pertumbuhan laba di rentang 13-15 persen (yoy) dari perolehan di 2018 yang sebesar Rp15,02 triliun. Hingga akhir 2018, BNI sudah mengumpulkan aset Rp808,5 triliun.

Baca juga: BNI kantongi laba Rp15,02 triliun, naik 10,3 persen