Makassar (ANTARA News) - Akibat angin kencang dan hujan deras yang mengguyur delapan kabupaten/kota di Sulawesi Selatan sejak Selasa, 22 Januari 2019, hingga saat ini tercatat sembilan orang meninggal dunia dan 10 orang dinyatakan hilang dan ribuan warga mengungsi.

"Dari informasi yang dihimpun dari Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Sulsel di Crisis Media Center, kantor Pemprov Sulsel ini, ada enam orang meninggal di Kabupaten Gowa dan tiga orang meninggal di Kabupaten Maros," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel Deevo Khaddafi di Makassar, Rabu.

Sementara kabupaten/kota di Sulsel yang terkena dampak banjir, lanjut Deevo, terdapat delapan daerah yakni Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pangkep, Barru dan Kota Makassar.

Dalam memudahkan pendistribusian dan informasi satu pintu terkait bencana alam yang terjadi di Sulsel, Crisis Media Center dibuka mulai Rabu ini.

Khusus kerugian berupa kerusakan areal persawahan akibat banjir di Kabupaten Maros mencapai 8.332 hektare dan di Kabupaten Gowa seluas 3.973 hektare.

Sementara untuk membantu korban terdampak banjir dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya, Deevo mengatakan, sesuai arahan Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah maka Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulsel telah menyalurkan sebanyak 20 ton beras kepada korban bencana.

Untuk lokasi pengungsian, masyarakat yang tersebar di delapan kabupaten/kota itu memanfaatkan tempat yang dinilai aman atau cukup tinggi seperti masjid, kampus dan kantor-kantor pemerintah.

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, ketinggian air yang rata-rata setinggi lutut hingga dada orang dewasa di Kabupaten Maros belum surut, karena bersamaan dengan kondisi pasang air laut.

Baca juga: ACT kirim tim tanggap darurat ke lokasi banjir Sulsel
Baca juga: Air bendung naik, warga Gowa-Sulsel diingatkan waspada banjir-longsor