Jangan terkecoh kilometer rendah di speedometer kendaraan bekas
23 Januari 2019 11:35 WIB
Pekerja mengecek kondisi mobil bekas di sebuah show-room di Kediri, Jawa Timur, Senin (4/6). Penerapan kebijakan kenaikan uang muka atau down payment (DP) kredit kendaraan oleh Bank Indonesia (BI) minimal 30 persen mulai 15 Juni 2012 menurut pedagang akan membuat penjualan mobil bekas menurun drastis. (FOTO ANTARA/Arief Priyono)
Jakarta (ANTARA News) - Bagi Anda yang berniat membeli kendaraan bekas, disarankan tidak mudah terkecoh dengan angka kilometer rendah pada odometer di perangkat speedometer kendaraan, karena pada dasarnya angka yang menunjukkan seluruh jarak perjalanan yang pernah ditempuh kendaraan itu bisa diatur ulang (reset) ke angka yang lebih rendah.
Sebagian orang mengatur ulang angka pada odometer kendaraan untuk menstabilkan harga jual kendaraan yang ditawarkannya. Oleh karena itu, calon pembeli disarankan harus teliti sebelum membeli mobil bekas (mobkas).
EO OtoSpector, Jeffrey Andika, memberikan tips ringan untuk melihat apabila terdapat kecurangan dari penjual yang mengatur ulang speedometer. Menurutnya, selain melihat angka jarak tempuh kendaraan pada speedometer, pembeli mobil bekas juga harus meneliti dengan seksama kondisi kendaraan yang akan dibeli.
"Hal ini mudah kita lihat apabila ada kecurangan dalam perubahan speedometer, Kita lihat saja kondisinya seperti apa, kita lihat juga kondisi mesin seperti apa, kaki-kaki juga kita lihat," ujarnya kepada awak media di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa.
Ia juga menambahkan, kadang-kadang kondisi mobil tidak sesuai dengan kondisi kilometer yang tertera, misalnya kita temukan kilometer masih diangka 40.000 tapi kondisi fisik kendaraanya sudah tidak layak atau tidak masuk dibandingkan dengan angka km itu.
"Kondisi interior juga kita harus lihat, misalnya setir, kalau di kilometer yang tinggi yah biasanya itu setir udah mulai haus tidak nyaman untuk digunakan, sama halnya dengan pedal juga biasanya juga udah mulai tidak enak dipakai," tambahnya.
Dalam era speedometer digital, bukan hal yang mustahil untuk mengubah angka speedometer menjadi lebih rendah dari yang sebenarnya telah ditempuh kendaraan itu.
"Biasanya orang mengira kalau digital itu susah untuk dimainkan yah, sebenarnya itu tidak juga sih," tutupnya.
Baca juga: MPV bekas paling laris di OLX selama 2018
Baca juga: Daimler berencana gabung Volkswagen di pasar daring kendaraan bekas
Baca juga: Adira kenalkan fasilitas jual beli online motor bekas
Sebagian orang mengatur ulang angka pada odometer kendaraan untuk menstabilkan harga jual kendaraan yang ditawarkannya. Oleh karena itu, calon pembeli disarankan harus teliti sebelum membeli mobil bekas (mobkas).
EO OtoSpector, Jeffrey Andika, memberikan tips ringan untuk melihat apabila terdapat kecurangan dari penjual yang mengatur ulang speedometer. Menurutnya, selain melihat angka jarak tempuh kendaraan pada speedometer, pembeli mobil bekas juga harus meneliti dengan seksama kondisi kendaraan yang akan dibeli.
"Hal ini mudah kita lihat apabila ada kecurangan dalam perubahan speedometer, Kita lihat saja kondisinya seperti apa, kita lihat juga kondisi mesin seperti apa, kaki-kaki juga kita lihat," ujarnya kepada awak media di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa.
Ia juga menambahkan, kadang-kadang kondisi mobil tidak sesuai dengan kondisi kilometer yang tertera, misalnya kita temukan kilometer masih diangka 40.000 tapi kondisi fisik kendaraanya sudah tidak layak atau tidak masuk dibandingkan dengan angka km itu.
"Kondisi interior juga kita harus lihat, misalnya setir, kalau di kilometer yang tinggi yah biasanya itu setir udah mulai haus tidak nyaman untuk digunakan, sama halnya dengan pedal juga biasanya juga udah mulai tidak enak dipakai," tambahnya.
Dalam era speedometer digital, bukan hal yang mustahil untuk mengubah angka speedometer menjadi lebih rendah dari yang sebenarnya telah ditempuh kendaraan itu.
"Biasanya orang mengira kalau digital itu susah untuk dimainkan yah, sebenarnya itu tidak juga sih," tutupnya.
Baca juga: MPV bekas paling laris di OLX selama 2018
Baca juga: Daimler berencana gabung Volkswagen di pasar daring kendaraan bekas
Baca juga: Adira kenalkan fasilitas jual beli online motor bekas
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: