Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto akan mengusung globalisasi Industri 4.0 saat menghadiri dan menjadi narasumber pada 2019 World Economic Forum Annual Meeting di Davos, Swiss, pada 22-25 Januari 2019.

“Bagi Indonesia, tentunya WEF merupakan kegiatan penting karena bisa menjadi sarana dan wahana bertukar pikiran sekaligus menyesuaikan kembali strategi globalisasi ekonomi ke depan,” kata Menperin lewat keterangannya diterima Jakarta, Selasa.

Menurut Airlangga, setiap penyelenggaraan WEF, umumnya para peserta bisa melihat sejumlah indikasi terhadap perkembangan ekonomi dan teknologi terkini secara global dan khususnya di negara-negara maju. Dalam hal ini juga terkait dengan upaya memacu sektor industri.

“Makanya selalu dilakukan setiap awal tahun, karena menjadi penting untuk menavigasi perubahan-perubahan pada 2019. Jadi, tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh pihak pemerintah, para corporate yang hadir pun dapat mengambil peluang guna menetapkan kebijakan atau langah strategis mereka ke depan,” paparnya.

Ajang WEF merupakan kesempatan untuk mengetahui berbagai perkembangan isu mengenai implementasi industri 4.0.

“Kita harus lihat kisi-kisi ke depannya oleh para pelaku ekonomi agar tidak ketinggalan di dalam penerapan industri 4.0. Isu kali ini adalah globalisasi revolusi industri 4.0, jadi bagaimana kita siap menghadapinya,” lanjut Menperin.

Apalagi Indonesia telah menyatakan kesiapannya memasuki era industri 4.0 melalui peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0.

Hal ini menjadi wujud komitmen pemerintah untuk semakin mendongrak daya saing industri manufaktur nasional di kancah global.

Berdasarkan hasil riset McKinsey, penerapan industri 4.0 mampu meningkatkan efisiensi manajemen operasi berkisar 5-12,5 persen. Selain itu, penerapannya dinilai dapat menekan pengeluaran untuk perawatan mesin hingga 10-40 persen dan meningkatkan daya tahan mesin 3-5 persen.

“Revolusi industri 4.0 adalah satu-satunya revolusi industri yang terantisipasi. Pada tahun ini, kita akan meluncurkan INDI 4.0 sebagai bagian tahapan implementasiya. Untuk itu, kami meminta pelaku industri untuk melakukan self assessment dalam kesiapan memasuki industri 4.0,” tuturnya.

Baca juga: Chairul Tanjung: Inovasi dan kreativitas kunci hadapi revolusi 4.0