Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengingatkan calon wisudawan Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada agar setelah lulus mampu berkontribusi bagi masyarakat serta tidak muncul sebagai pribadi yang antikritik.

"Kritik adalah satu modal bagi kita untuk maju," kata Budi Karya saat memberikan pembekalan kepada Calon Wisudawan Program Pascasarjan UGM di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Selasa.

Di hadapan ratusan calon wisudawan, Budi bercerita bahwa selama 1,5 tahun menjadi Diretur Utama PT Angkasa Pura (AP) II, kritik selalu ia dapatkan, hampir setiap hari tanpa mengenal waktu. Sebagian besar kritik berasal dari para pelanggan maskapai penerbangan di Bandara Soekarno Hatta.

"Kritik itu tengah malam, pagi ada yang soal keterlambatan, ada yang soal (tiket) mahal, ada yang soal kecoak. Pertama-tama saya dongkol, sialan, subuh-subuh, kok, protes," kata dia.

Namun demikian, seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa kritik tersebutlah yang mendorong Budi banyak memunculkan terobosan atau inovasi baru dalam memberikan layanan penerbangan kepada masyarakat.

"Setelah itu saya lihat esensinya. Itu tergerak setelah teman-teman PT Pelindo merasa iri karena Pelindo membawa barang yang hanya diam sehingga tidak bisa memberikan krtik membangun," kata dia.

Sebagai orang yang terpelajar, menurut dia, lulusan UGM juga harus menghindari sikap sombong yang justru bisa menghambat keberhasilan mereka dalam meniti karier.

Selain itu, Budi juga berpesan agar setelah lulus calon wisudawan pascasarjana UGM bisa berkontribusi menyumbangkan ide-ide yang bermanfaat bagi masyarakat.

Bagi dirinya, kontribusi yang bermanfaat tidak harus diwujudkan dengan menjadi pemimpin. "Di kalangan masyarakat anda harus punya arti. Tidak harus jadi pemimpin tapi dia adalah kontributor ide-ide," kata dia.*


Baca juga: Menristekdikti: film Tengkorak bukti kompetensi lulusan vokasi