Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengharapkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara makin meningkat setelah Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) beroperasi secara minimal pada April 2019.

"Selama ini penerbangan internasional ke Yogya ada dua, Malaysia dan Singapura. Ke depan, tentu kita berharap lebih, karena pesawat berbadan lebar bisa ke sini," kata Darmin seusai meninjau pembangunan Bandara NYIA di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu.

Darmin mengatakan penerbangan internasional secara langsung ke Yogyakarta dapat meningkat melalui keberadaan bandara internasional ini, terutama dari China dan India, untuk menambah kunjungan wisatawan dari dua negara tersebut.

Selain itu, tambah dia, turis dari negara lain yang ingin berkunjung ke wilayah Yogyakarta dan sekitarnya juga tidak perlu mampir ke Jakarta atau Bali.

"Adi Sutjipto masih mau dipakai juga katanya. Tapi, yang penting pilihannya terbuka, tidak lagi menjadi kendala penuh," kata Darmin.

Meski siap beroperasi secara terbatas pada April 2019 untuk penerbangan internasional, namun bandara yang terletak di Kulon Progo ini direncanakan bisa operasional sepenuhnya pada akhir 2019, atau lebih lebih cepat dari proyeksi awal Juli 2020.

Pada tahap operasional sebagian, proyek bandara bagian airside telah tuntas sepenuhnya 100 persen, dengan penyelesaian area landslide, seperti fasilitas pendukung seperti lahan parkir, dilakukan secara paralel sampai bandara ini dapat beroperasi secara penuh.

Untuk itu, Darmin mengharapkan adanya percepatan pembangunan infrastruktur pendukung di sekitar bandara seperti jalan underpass lintas selatan maupun transportasi kereta api.
New Yogyakarta International Airport atau Bandara Kulon Progo merupakan salah satu proyek infrastruktur pemerintah yang masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) seluas 587,2605 hektare untuk menggantikan Bandara Adi Sutjipto yang mulai melebihi kapasitas.

Bandara internasional ini mempunyai kapasitas penumpang sebanyak 14 juta orang per tahun, atau delapan kali lipat lebih banyak dibanding bandara Adi Sutjipto yang hanya menampung sebesar 1,7 juta penumpang per tahun.

Selain itu, bandara yang memulai pembangunan sejak Januari 2017 ini mempunyai panjang landasan pacu mencapai 3.250 meter yang akan mampu melayani jenis pesawat komersil besar, seperti Airbus A380 ataupun Boeing 777.