Debat Capres
Sandi: Debat capres tidak perlu dibuat panas
19 Januari 2019 21:54 WIB
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dipijat pasangannya Sandiaga Uno saat jeda debat capres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Debat tersebut mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras.
Surabaya (ANTARA News) - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno mengungkapkan debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tidak perlu dibuat panas.
"Pasangan calon kita harus memastikan bahwa debat selanjutnya harus lebih bisa menjawab seperti yang diinginkan masyarakat," katanya kepada wartawan di sela kegiatan kampanyenya di Surabaya, Sabtu petang.
Pasangan Prabowo Subianto di Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden 2019 itu merasakan debat capres dan cawapres perdana yang telah berlangsung di Hotel Bidakara Jakarta pada 17 Januari lalu melibatkan terlalu banyak massa yang semakin menambah panas suasana di dalam ruangan.
"Tapi harus kita syukuri debat yang telah berlangsung kemarin berjalan dengan lancar," katanya.
Sandi mendorong harus ada evaluasi agar debat selanjutnya dibuat dengan lebih sederhana tanpa melibatkan massa terlalu banyak.
"Debat itu kan itu kan untuk saling memahami. Saya rasa tidak perlu melibatkan begitu banyak orang di dalam ruangan. Mestinya dibuat senyaman mungkin termasuk bagi yang menonton. Debat yang kemarin itu kan berlangsung di koridor yang terlalu besar," ucapnya.
Sandi berharap debat capres dan cawapres selanjutnya bisa lebih fokus ditujukan kepada masyarakat yang belum menentukan pilihan pada Pemilu Presiden 2019 yang dijadwalkan berlangsung tanggal 17 April mendatang.
"Memang harus ada evaluasi untuk pelaksanaan debat selanjutnya. Saya juga sepakat agar tidak lagi dibatasi oleh kisi-kisi," katanya.
Dengan begitu, menurut dia, tiap capres maupun cawapres bisa membuat suatu pembahasan yang lebih menarik dari segi pendalaman masing-masing topik.
"Masing masing kandidat akan berbicara apa yang ada di pikiran dan hati mereka secara terbuka dan lebih mendalam tanpa harus dibatasi kisi-kisi," tuturnya.
Selain Prabowo-Sandi, Pemilu Presiden pada 17 April 2019 mendatang juga diikuti oleh pasangan nomor urut 01, yaitu Joko Widodo - Ma`ruf Amin.
"Pasangan calon kita harus memastikan bahwa debat selanjutnya harus lebih bisa menjawab seperti yang diinginkan masyarakat," katanya kepada wartawan di sela kegiatan kampanyenya di Surabaya, Sabtu petang.
Pasangan Prabowo Subianto di Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden 2019 itu merasakan debat capres dan cawapres perdana yang telah berlangsung di Hotel Bidakara Jakarta pada 17 Januari lalu melibatkan terlalu banyak massa yang semakin menambah panas suasana di dalam ruangan.
"Tapi harus kita syukuri debat yang telah berlangsung kemarin berjalan dengan lancar," katanya.
Sandi mendorong harus ada evaluasi agar debat selanjutnya dibuat dengan lebih sederhana tanpa melibatkan massa terlalu banyak.
"Debat itu kan itu kan untuk saling memahami. Saya rasa tidak perlu melibatkan begitu banyak orang di dalam ruangan. Mestinya dibuat senyaman mungkin termasuk bagi yang menonton. Debat yang kemarin itu kan berlangsung di koridor yang terlalu besar," ucapnya.
Sandi berharap debat capres dan cawapres selanjutnya bisa lebih fokus ditujukan kepada masyarakat yang belum menentukan pilihan pada Pemilu Presiden 2019 yang dijadwalkan berlangsung tanggal 17 April mendatang.
"Memang harus ada evaluasi untuk pelaksanaan debat selanjutnya. Saya juga sepakat agar tidak lagi dibatasi oleh kisi-kisi," katanya.
Dengan begitu, menurut dia, tiap capres maupun cawapres bisa membuat suatu pembahasan yang lebih menarik dari segi pendalaman masing-masing topik.
"Masing masing kandidat akan berbicara apa yang ada di pikiran dan hati mereka secara terbuka dan lebih mendalam tanpa harus dibatasi kisi-kisi," tuturnya.
Selain Prabowo-Sandi, Pemilu Presiden pada 17 April 2019 mendatang juga diikuti oleh pasangan nomor urut 01, yaitu Joko Widodo - Ma`ruf Amin.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo dan Hanif Nashrullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: