Debat Capres
Sekjen PBNU: Jokowi ungguli Prabowo pada debat pertama
19 Januari 2019 21:19 WIB
Arsip Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini (kiri) didampingi pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo Gus YUsuf (keempat kiri) meninjau pembangunan Rumah Sakit Syubbanul Wathon Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (5/8/2018). PBNU bekerja sama dengan RS Siloam membangun Rumah Sakit Syubbanul Wathon untuk memberikan pelayanan kesehatan terutama kepada masyarakat kurang mampu di wilayah Magelang dan sekitarnya. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Lombok Tengah (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menilai Jokowi-Ma`ruf Amin unggul dari Prabowo-Subianto-Sandiaga Uno pada debat pertama calon presiden dan wakil presiden yang diselenggarakan KPU.
"Kalau saya lihat pak Jokowi lebih unggul karena lebih berpengalaman di pemerintahan. Pernah jadi wali kota, jadi gubernur, dan presiden. Penguasaan lapangan jauh lebih matang," ujarnya usai membuka Konferensi Wilayah (Konferwil) NU NTB di Pondok Pesantren Qomarul Huda, Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan, kalau ada sindiran Jokowi kebanyakan "nyontek" tulisan saat debat, menurut Helmi, itu adalah hal yang biasa, agar dalam menyampaikan data tidak salah.
"Kalau capres `nyontek` itu sah-sah saja, boleh. `Nyontek` itu hanya menyampaikan data supaya tidak salah. Manusia ada keterbatasan, misalnya terkait angka kemiskinan, ya syukur-syukur kalau hafal," ucapnya.
"Begitu juga dengan capres Prabowo jika ingin melihat data dari tulisan, silakan saja," kata Helmy.
Selain itu, dalam penguasaan materi Jokowi lagi-lagi lebih unggul dari Prabowo. Hal ini bisa dilihat dari materi yang disampaikan oleh Jokowi.
"Orang bisa lihat siapa yang unggul. Cukup dengan bahasa isyarat saja orang sudah paham," katanya.
"Kalau saya lihat pak Jokowi lebih unggul karena lebih berpengalaman di pemerintahan. Pernah jadi wali kota, jadi gubernur, dan presiden. Penguasaan lapangan jauh lebih matang," ujarnya usai membuka Konferensi Wilayah (Konferwil) NU NTB di Pondok Pesantren Qomarul Huda, Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan, kalau ada sindiran Jokowi kebanyakan "nyontek" tulisan saat debat, menurut Helmi, itu adalah hal yang biasa, agar dalam menyampaikan data tidak salah.
"Kalau capres `nyontek` itu sah-sah saja, boleh. `Nyontek` itu hanya menyampaikan data supaya tidak salah. Manusia ada keterbatasan, misalnya terkait angka kemiskinan, ya syukur-syukur kalau hafal," ucapnya.
"Begitu juga dengan capres Prabowo jika ingin melihat data dari tulisan, silakan saja," kata Helmy.
Selain itu, dalam penguasaan materi Jokowi lagi-lagi lebih unggul dari Prabowo. Hal ini bisa dilihat dari materi yang disampaikan oleh Jokowi.
"Orang bisa lihat siapa yang unggul. Cukup dengan bahasa isyarat saja orang sudah paham," katanya.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: