Mensos bangga presiden borong sabun cuci buatan peserta PKH
19 Januari 2019 18:10 WIB
Eli Liawati, KPM PKH yang memproduksi sabun cuci dari hasil tabungan bansos. Sabun cuci buatannya diborong Presiden Joko Widodo senilai Rp2 miliar pada pencairan bansos PKH di Garut Jawa Barat, Sabtu (19/1/2019) (ANTARA/Desi Purnamawati)
Garut, 19/1 (Antara) - Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku bangga sabun cuci buatan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) diborong Presiden Joko Widodo senilai Rp2 miliar.
"Saya sangat bangga ada kelompok KPM yang punya inisiatif menabung sebagian dana bansos yang mereka terima dan bisa mengumpulkan modal untuk membentuk usaha," kata Mensos pada pencairan bansos PKH di Garut, Jawa Barat, Sabtu.
Kebanggaan Mensos semakin bertambah karena mereka mampu memproduksi sabun cuci secara mandiri tanpa bantuan modal dari manapun.
"Ini menjadi contoh bagi yang lain bahwa menabung itu penting. Jadi berapapun bantuan yang didapat jangan diambil semua dan dihabiskan tapi ditabung," tambah Mensos.
Mensos menegaskan bagi KPM PKH yang memiliki keterpanggilan untuk mau meningkatkan kemampuan dan keterampilan harus didukung dan perlu diberi penghargaan.
Sabun cuci buatan Eli Liawati, KPM PKH warga Desa Padahurip, Banjarwangi, Garut dipesan Presiden Joko Widodo sebanyak 100 ribu botol dengan total nilai Rp2 miliar.
Eli Liawati, KPM PKH yang memproduksi sabun cuci dengan merk Padawangi mengaku siap memenuhi pesanan presiden tersebut yang harus disiapkan pada akhir Februari.
Eli mengaku telah mendapatkan uang muka pemesanan sebesar Rp10 juta dari total pesanan Rp2 miliar.
Eli mengatakan sabun cuci tersebut diproduksi oleh kelompok yang terdiri dari penerima bansos PKH tanpa bantuan modal dari manapun.
"Modalnya dari iuran anggota, setiap pencairan sebesar 20 ribu sejak 2012. Terkumpul delapan juta dan itu saya jadikan modal usaha sabun," kata Eli.
Eli mengaku belajar membuat sabun cair secara otodidak dari internet. Untuk memenuhi pesanan presiden, Eli akan menggandeng para anggota KPM PKH lainnya.
"Saya sangat bangga ada kelompok KPM yang punya inisiatif menabung sebagian dana bansos yang mereka terima dan bisa mengumpulkan modal untuk membentuk usaha," kata Mensos pada pencairan bansos PKH di Garut, Jawa Barat, Sabtu.
Kebanggaan Mensos semakin bertambah karena mereka mampu memproduksi sabun cuci secara mandiri tanpa bantuan modal dari manapun.
"Ini menjadi contoh bagi yang lain bahwa menabung itu penting. Jadi berapapun bantuan yang didapat jangan diambil semua dan dihabiskan tapi ditabung," tambah Mensos.
Mensos menegaskan bagi KPM PKH yang memiliki keterpanggilan untuk mau meningkatkan kemampuan dan keterampilan harus didukung dan perlu diberi penghargaan.
Sabun cuci buatan Eli Liawati, KPM PKH warga Desa Padahurip, Banjarwangi, Garut dipesan Presiden Joko Widodo sebanyak 100 ribu botol dengan total nilai Rp2 miliar.
Eli Liawati, KPM PKH yang memproduksi sabun cuci dengan merk Padawangi mengaku siap memenuhi pesanan presiden tersebut yang harus disiapkan pada akhir Februari.
Eli mengaku telah mendapatkan uang muka pemesanan sebesar Rp10 juta dari total pesanan Rp2 miliar.
Eli mengatakan sabun cuci tersebut diproduksi oleh kelompok yang terdiri dari penerima bansos PKH tanpa bantuan modal dari manapun.
"Modalnya dari iuran anggota, setiap pencairan sebesar 20 ribu sejak 2012. Terkumpul delapan juta dan itu saya jadikan modal usaha sabun," kata Eli.
Eli mengaku belajar membuat sabun cair secara otodidak dari internet. Untuk memenuhi pesanan presiden, Eli akan menggandeng para anggota KPM PKH lainnya.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: