Pascatsuami nelayan pesisir Bandarlampung mulai melaut
19 Januari 2019 17:59 WIB
Setelah tiga hari berada di pulau kecil karena terdampak tsunami pada Sabtu (22/12) malam, sejumlah nelayan beserta istri dan anak-anaknya dari Desa Kenali Sukaraja, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, pada Selasa (25/12) pagi, berhasil kembali ke desanya menggunakan perahu. Sesampaianya di tepi pantai, mereka segera ditolong oleh sejumlah nelayan lainnya.
Oleh Budisantoso B dan Dian Hadiyatna
Bandarlampung, 19/1 (ANTARA News) - Nelayan di kawasan pesisir Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung mulai turun melaut pascatsunami Selat Sunda yang menerjang kawasan Kabupaten Lampung Selatan, pada 22 Desember 2018 lalu.
"Hampir semua nelayan di sini sudah pergi untuk melaut," kata Jojo, salah satu nelayan Gudang Lelang, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandarlampung, Sabtu.
Menurutnya, beberapa hari setelah tsunami itu, masih ada sedikit nelayan yang memberanikan melaut secara diam-diam dengan menghindari petugas patroli, karena waktu itu semua nelayan dilarang melaut karena kondisi perairan dinilai masih tidak aman.
Ia mengatakan sudah sejak dua pekan lalu para nelayan aktif melaut, baik kapal besar maupun kapal kecil, namun mereka tidak terlalu jauh mencari ikan hingga ke tengah lautan.
"Paling jauh ke perairan sekitar Pulau Pahawang saja untuk saat ini," katanya lagi.
Jojo mengemukakan bahwa para nelayan sebenarnya tidak terpengaruh dengan isu masih akan terjadi tsunami tersebut. Malahan, tidak ada rasa trauma untuk melaut. Hanya saja kebanyakan dari nelayan memikirkan keluarganya saat itu, sehingga mengurungkan melaut hingga kondisi benar-benar dianggap aman.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sakim, nelayan setempat. Setelah libur tanpa aktivitas selama sepakan pascatsunami itu, para nelayan di sini sudah melaut.
Namun, menurut Sakim lagi, untuk satu pekan ini para nelayan dangan kapal besar banyak yang memilih tidak melaut karena sedang masuk musim terang bulan.
"Masih ada yang melaut, namun hanya kapal-kapal payang saja," katanya lagi.
Baca juga: Nelayan korban tsunami Selat Sunda harapkan bantuan kapal
Baca juga: Pemprov Lampung segera ganti 634 perahu nelayan
Bandarlampung, 19/1 (ANTARA News) - Nelayan di kawasan pesisir Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung mulai turun melaut pascatsunami Selat Sunda yang menerjang kawasan Kabupaten Lampung Selatan, pada 22 Desember 2018 lalu.
"Hampir semua nelayan di sini sudah pergi untuk melaut," kata Jojo, salah satu nelayan Gudang Lelang, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandarlampung, Sabtu.
Menurutnya, beberapa hari setelah tsunami itu, masih ada sedikit nelayan yang memberanikan melaut secara diam-diam dengan menghindari petugas patroli, karena waktu itu semua nelayan dilarang melaut karena kondisi perairan dinilai masih tidak aman.
Ia mengatakan sudah sejak dua pekan lalu para nelayan aktif melaut, baik kapal besar maupun kapal kecil, namun mereka tidak terlalu jauh mencari ikan hingga ke tengah lautan.
"Paling jauh ke perairan sekitar Pulau Pahawang saja untuk saat ini," katanya lagi.
Jojo mengemukakan bahwa para nelayan sebenarnya tidak terpengaruh dengan isu masih akan terjadi tsunami tersebut. Malahan, tidak ada rasa trauma untuk melaut. Hanya saja kebanyakan dari nelayan memikirkan keluarganya saat itu, sehingga mengurungkan melaut hingga kondisi benar-benar dianggap aman.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sakim, nelayan setempat. Setelah libur tanpa aktivitas selama sepakan pascatsunami itu, para nelayan di sini sudah melaut.
Namun, menurut Sakim lagi, untuk satu pekan ini para nelayan dangan kapal besar banyak yang memilih tidak melaut karena sedang masuk musim terang bulan.
"Masih ada yang melaut, namun hanya kapal-kapal payang saja," katanya lagi.
Baca juga: Nelayan korban tsunami Selat Sunda harapkan bantuan kapal
Baca juga: Pemprov Lampung segera ganti 634 perahu nelayan
Pewarta: Budisantoso Budiman dan Dian Hadiyatna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: