GAPKI-PVMA rumuskan langkah perkuat kerja sama sawit Indonesia-Pakistan
19 Januari 2019 17:40 WIB
Dubes RI Islamabad Iwan Suyudhie Amri bersama Konjen RI Karachi Totok Prianamto dan Ketua GAPKI Joko Supriyono menyelenggarakan "Working Lunch" dengan jajaran pengurus PVMA dan Pakistan Edible Oil Refiners Association (PEORA) untuk memanfaatkan momentum "Pakistan Edible Oil Conference (PEOC)" di Karachi. (Dok. KBRI Islamabad)
Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Pakistan Vanaspati Manufacture Association (PVMA) akan merumuskan langkah-langkah ke depan mengamankan pangsa pasar sawit Indonesia di Pakistan, antara lain mempromosikan citra kelapa sawit yang ramah kesehatan dan lebih efisien dibandingkan minyak sayur lainnya.
Dalam rilis KBRI Pakistan yang diterima di Jakarta, Sabtu, perumusan langkah ini memanfaatkan momentum "Pakistan Edible Oil Conference (PEOC)" di Karachi.
Dubes RI untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri, bersama Konjen RI Karachi Totok Prianamto dan Ketua GAPKI Joko Supriyono menyelenggarakan "working Lunch" dengan jajaran pengurus PVMA dan Pakistan Edible Oil Refiners Association (PEORA).
Pertemuan yang mengawali pelaksanaan PEOC ini, selain dimaksudkan untuk meningkatkan perdagangan sawit antara dua negara, juga untuk membahas penguatan kerja sama dalam rangka Indonesa-Pakistan Palm Oil Joint Committee (IP JPOC), suatu forum komunikasi eksportir-importir yang dibentuk pada Maret 2017 di Karachi atas inisiatif Indonesia.
Baca juga: Meski perkembangan PTA mandek, Indonesia-Pakistan sepakat tingkatkan perdagangan
Dubes RI menekankan pentingnya terus menjaga komunikasi antara kedua pelaku bisnis sawit untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam dinamika perdagangan sawit.
Isu kesehatan yang mencuat di Pakistan sejak dua tahun terakhir karena langkah kebijakan "Punjab Food Authority (PFA)" terkait pelarangan "Vanaspati Ghee" adalah persoalan yang menjadi tantangan bersama.
Dubes RI juga menegaskan bahwa pemberian bebas tarif bagi 20 tambahan produk Pakistan merupakan upaya strategis Pemerintah Indonesia meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara secara lebih berkesinambungan. "Upaya ini sangat diapresiasi oleh berbagai kalangan di Pakistan," ujar Dubes Iwan.
Dalam kesempatan "working lunch" tersebut juga disepakati langkah bersama antara GAPKI dan PVMA untuk merumuskan langkah-langkah ke depan mengamankan pangsa pasar sawit Indonesia di Pakistan.
Baca juga: Indonesia kirim delegasi sawit perkuat ekspor ke Pakistan
Berbagai langkah yang ditempuh KBRI Islamabad dan KJRI Karachi selama ini untuk mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasar sawit di Pakistan juga mendapat apresiasi GAPKI dan PVMA.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, disepakati pula agar GAPKI dan PVMA bersama-sama Pemerintah Indonesia melakukan komunikasi kepada Pemerintah Pakistan terkait adanya kemungkinan TBT (technical barrier to trade) terhadap minyak sawit Indonesia. "Kami akan dorong agar langkah ini dapat berhasil," ujar Dubes Iwan.
PEOC diselenggarakan selama dua hari di Karachi dan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dan narasumber kelapa sawit dari berbagai negara yaitu Indonesia, Pakistan, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris.
Dalam rilis KBRI Pakistan yang diterima di Jakarta, Sabtu, perumusan langkah ini memanfaatkan momentum "Pakistan Edible Oil Conference (PEOC)" di Karachi.
Dubes RI untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri, bersama Konjen RI Karachi Totok Prianamto dan Ketua GAPKI Joko Supriyono menyelenggarakan "working Lunch" dengan jajaran pengurus PVMA dan Pakistan Edible Oil Refiners Association (PEORA).
Pertemuan yang mengawali pelaksanaan PEOC ini, selain dimaksudkan untuk meningkatkan perdagangan sawit antara dua negara, juga untuk membahas penguatan kerja sama dalam rangka Indonesa-Pakistan Palm Oil Joint Committee (IP JPOC), suatu forum komunikasi eksportir-importir yang dibentuk pada Maret 2017 di Karachi atas inisiatif Indonesia.
Baca juga: Meski perkembangan PTA mandek, Indonesia-Pakistan sepakat tingkatkan perdagangan
Dubes RI menekankan pentingnya terus menjaga komunikasi antara kedua pelaku bisnis sawit untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam dinamika perdagangan sawit.
Isu kesehatan yang mencuat di Pakistan sejak dua tahun terakhir karena langkah kebijakan "Punjab Food Authority (PFA)" terkait pelarangan "Vanaspati Ghee" adalah persoalan yang menjadi tantangan bersama.
Dubes RI juga menegaskan bahwa pemberian bebas tarif bagi 20 tambahan produk Pakistan merupakan upaya strategis Pemerintah Indonesia meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara secara lebih berkesinambungan. "Upaya ini sangat diapresiasi oleh berbagai kalangan di Pakistan," ujar Dubes Iwan.
Dalam kesempatan "working lunch" tersebut juga disepakati langkah bersama antara GAPKI dan PVMA untuk merumuskan langkah-langkah ke depan mengamankan pangsa pasar sawit Indonesia di Pakistan.
Baca juga: Indonesia kirim delegasi sawit perkuat ekspor ke Pakistan
Berbagai langkah yang ditempuh KBRI Islamabad dan KJRI Karachi selama ini untuk mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasar sawit di Pakistan juga mendapat apresiasi GAPKI dan PVMA.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, disepakati pula agar GAPKI dan PVMA bersama-sama Pemerintah Indonesia melakukan komunikasi kepada Pemerintah Pakistan terkait adanya kemungkinan TBT (technical barrier to trade) terhadap minyak sawit Indonesia. "Kami akan dorong agar langkah ini dapat berhasil," ujar Dubes Iwan.
PEOC diselenggarakan selama dua hari di Karachi dan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dan narasumber kelapa sawit dari berbagai negara yaitu Indonesia, Pakistan, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: