Yogyakarta, (ANTARA News) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat 11 kali guguran lava pijar kembali meluncur dari puncak Gunung Merapi pada Sabtu (19/1).

Melalui akun twitter resminya, BPPTKG menyatakan bahwa sejak pukul 06.00-12.00 WIB tercatat sebanyak 11 kali guguran lava pijar.

Arah serta jarak luncur gugurannya tidak teramati karena cuaca di Gunung Merapi masih berkabut. Meski demikian, berdasarkan data seismik, durasi guguran itu berlangsung selama 17 sampai 16 detik.

Sebelumnya, pada Sabtu pagi, periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB, BPPTKG telah melaporkan sembilan kali guguran lava meluncur dari gunung teraktif di Indonesia itu. Berdasarkan data seismik durasi guguran itu berlangsung selama 14 sampai 36 detik.

Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 18 Januari mulau pukul 00-24.00 WIB yang dirilis BPPTKG secara visual asap solfatara di gunung itu tidak teramati.

Aktivitas kegempaan pada periode itu tercatat sebanyak 28 kali gempa guguran dan satu kali gempa frekuensi rendah.

Adapun, volume kubah lava di gunung itu per 16 Januari 2019 tercatat 453.000 meter kubik dengan jalu pertumbuhan 2.300 meter kubik per hari atau lebih rendah dari pekan sebelumnya.

Mengacu pada data aktivitas vulkanik Merapi, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Baca juga: Merapi kembali luncurkan guguran lava pijar