Sandiaga Uno katakan politisi harus otentik-relevan tarik perhatian milenial
19 Januari 2019 15:00 WIB
Dokumentasi calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, memijat calon presiden, Prabowo Subianto (kiri), saat jeda debat perdana calon presiden 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Debat itu mengangkat tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan).
Jakarta (ANTARA News) - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, mengatakan, seorang politisi harus memiliki tiga hal, yakni pandai berbicara (memberi artikulasi), otentik, dan relevan saat berbicara untuk menarik perhatian atau ketertarikan kaum muda alias milenial.
"Di data kami, 50 persen millenial ini tidak suka politik. Ini menjadi tantangan bagi para politisi bagaimana menarik para millenial ini," kata dia, dalam diskusi di Indonesia milenial Summiot 2019 yang diselenggarakan IDN Times, di Jakarta, Sabtu.
Terkait memberi artikulasi dan otentik, dia mengataka, politisi harus bisa menjabarkan secara jelas dalam waktu yang sangat pendek hal-hal yang menjadi pesan-pesan kunci.
"Agar milenial tertarik, politisi harus articulate, dan otentik juga relevan,' tuturnya.
Ia menuturkan, dalam menentukan pilihan politik --di antaranya seperti pada pemilihan presiden dan wakil presiden-- kaum milenial melakukan itu tidak di awal karena mereka menunggu hingga akhirnya menjatuhkan pilihan.
Sandiaga menuturkan, jika politisi tidak berbicara isu-isu yang relevan, maka kaum milenial tidak akan tertarik. Oleh karena itu, politisi harus berbicara sesuatu yang terbaru, seru dan sedang viral bagi kaum milenial serta sesuai dengan kebutuhan pembangunan bangsa Indonesia.
Menurut dia, kaum milenial harus memahami atau akrab dengan dunia politik karena masa depan bangsa ditentukan politik sekarang ini.
Oleh karena itu, masyarakat termasuk kaum milenial, diharapkan menjadi pemilih yang cerdas saat menjatuhkan pilihan pada pemilihan presiden dan wakil presiden ataupun pemilihan kepala daerah.
Indonesia Millennial Report atau Laporan Milenial Indonesia 2019 dari IDN Times menyebutkan ada 63, 4 juta anak muda alias milenial atau sekitar 24 persen populasi Indonesia. Generasi yang berada di kisaran usia 20 hingga 35 tahun ini merupakan pemimpin-pemimpin masa depan bangsa.
Laporan itu juga mengatakan, 76,3 persen generasi muda alias kaum milenial optimistis terhadap kondisi politik Indonesia setahun ke depan.
Namun, hanya 23,4 persen dari mereka yang mengikuti berita dan isu-isu politik.
"Hanya satu dari empat (milenial) yang mengikuti berita terkini atau berita politik," tutur pendiri sekaligus Chief Operating Officer IDN Times, William Utomo.
"Di data kami, 50 persen millenial ini tidak suka politik. Ini menjadi tantangan bagi para politisi bagaimana menarik para millenial ini," kata dia, dalam diskusi di Indonesia milenial Summiot 2019 yang diselenggarakan IDN Times, di Jakarta, Sabtu.
Terkait memberi artikulasi dan otentik, dia mengataka, politisi harus bisa menjabarkan secara jelas dalam waktu yang sangat pendek hal-hal yang menjadi pesan-pesan kunci.
"Agar milenial tertarik, politisi harus articulate, dan otentik juga relevan,' tuturnya.
Ia menuturkan, dalam menentukan pilihan politik --di antaranya seperti pada pemilihan presiden dan wakil presiden-- kaum milenial melakukan itu tidak di awal karena mereka menunggu hingga akhirnya menjatuhkan pilihan.
Sandiaga menuturkan, jika politisi tidak berbicara isu-isu yang relevan, maka kaum milenial tidak akan tertarik. Oleh karena itu, politisi harus berbicara sesuatu yang terbaru, seru dan sedang viral bagi kaum milenial serta sesuai dengan kebutuhan pembangunan bangsa Indonesia.
Menurut dia, kaum milenial harus memahami atau akrab dengan dunia politik karena masa depan bangsa ditentukan politik sekarang ini.
Oleh karena itu, masyarakat termasuk kaum milenial, diharapkan menjadi pemilih yang cerdas saat menjatuhkan pilihan pada pemilihan presiden dan wakil presiden ataupun pemilihan kepala daerah.
Indonesia Millennial Report atau Laporan Milenial Indonesia 2019 dari IDN Times menyebutkan ada 63, 4 juta anak muda alias milenial atau sekitar 24 persen populasi Indonesia. Generasi yang berada di kisaran usia 20 hingga 35 tahun ini merupakan pemimpin-pemimpin masa depan bangsa.
Laporan itu juga mengatakan, 76,3 persen generasi muda alias kaum milenial optimistis terhadap kondisi politik Indonesia setahun ke depan.
Namun, hanya 23,4 persen dari mereka yang mengikuti berita dan isu-isu politik.
"Hanya satu dari empat (milenial) yang mengikuti berita terkini atau berita politik," tutur pendiri sekaligus Chief Operating Officer IDN Times, William Utomo.
Pewarta: Martha Simanjuntak
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: