KPU tak lagi bocorkan kisi-kisi debat
19 Januari 2019 12:51 WIB
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan memberikan pemaparan kepada media pada acara diskusi bertajuk "Ngopi-Ngopi Yukk.. Ngobrolin Pemilu" di gedung KPU, Jakarta, Selasa (30/10/2018). Diskusi tersebut membahas mengenai berbagai hal berkaitan dengan kampanye Pileg dan Pilpres. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye. )
Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI tidak lagi memberikan kisi-kisi pertanyaan kepada kedua kandidat pasangan capres-cawapres pada pelaksanaan debat pilpres kedua yang diselenggarakan pada 17 Februari mendatang.
Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan mengatakan kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk evaluasi KPU terhadap pelaksanaan debat perdana pada Kamis (17/1) lalu, yang dinilai tidak memuaskan harapan publik.
"Salah satu yang dievaluasi adalah terkait isu pemberitahuan abstraksi kisi-kisi soal kepada kandidat. KPU RI berupaya mengartikulasikan harapan publik, sehingga untuk debat berikutnya abstraksi soal yang dibuat panelis tidak diberitahukan kepada kandidat," kata Wahyu dalam pesan singkat yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu.
Wahyu menambahkan dengan ditiadakannya pemberian bocoran kisi-kisi pertanyaan tersebut, diharapkan pelaksanaan debat pilpres dapat berjalan lebih baik dari debat perdana.
"Debat capres-cawapres pertama, dengan tema Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme, tampaknya belum sepenuhnya memenuhi harapan publik. Sebagai pelayan publik dalam bidang kepemiluan, KPU terbuka terhadap kritik dan saran dari masyarakat," kata Wahyu.
Kebijakan KPU yang sebelumnya memberikan bocoran kisi-kisi pertanyaan debat kepada tim sukses kandidat mendapat penolakan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah kelompok masyarakat.
Wapres mengatakan pemberian kisi-kisi pertanyaan tidak layaknya seperti debat capres-cawapres, melainkan lebih menyerupai bimbingan belajar bagi pelajar yang akan mengikuti ujian.
Wapres JK menyarankan KPU untuk tidak memberikan bocoran soal kepada tim sukses masing-masing pasangan capres-cawapres, di sisa pelaksanaan empat debat ke depan.
"Jangan terlalu banyak bocoran soal. Bolehlah arahnya apa, tapi jangan terlalu (banyak bocoran) supaya lebih memberikan impact leadership," kata Wapres JK usai menyaksikan nonton bareng debat capres di kediaman dinasnya di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis malam.
Bocoran pertanyaan debat tersebut tidak dapat menjadi tolok ukur kemampuan masing-masing peserta Pilpres 2019 dalam mengatasi persoalan terkini.
"Kalau (pertanyaan) itu dibuka duluan, berarti yang menjawab itu tim, padahal yang mau diuji adalah yang bersangkutan, pribadi. Jadi (menurut) saya sendiri kurang pas untuk pertanyaan (diberikan) dulu, nanti dirapatkan oleh tim demi tim. Nanti akhirnya yang pantas jadi wapres ya tim itu," ujar Wapres.
Pelaksanaan debat pilpres kedua akan diikuti kedua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, pada 17 Februari di Hotel Sultan, dengan mengusung tema energi, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan mengatakan kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk evaluasi KPU terhadap pelaksanaan debat perdana pada Kamis (17/1) lalu, yang dinilai tidak memuaskan harapan publik.
"Salah satu yang dievaluasi adalah terkait isu pemberitahuan abstraksi kisi-kisi soal kepada kandidat. KPU RI berupaya mengartikulasikan harapan publik, sehingga untuk debat berikutnya abstraksi soal yang dibuat panelis tidak diberitahukan kepada kandidat," kata Wahyu dalam pesan singkat yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu.
Wahyu menambahkan dengan ditiadakannya pemberian bocoran kisi-kisi pertanyaan tersebut, diharapkan pelaksanaan debat pilpres dapat berjalan lebih baik dari debat perdana.
"Debat capres-cawapres pertama, dengan tema Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme, tampaknya belum sepenuhnya memenuhi harapan publik. Sebagai pelayan publik dalam bidang kepemiluan, KPU terbuka terhadap kritik dan saran dari masyarakat," kata Wahyu.
Kebijakan KPU yang sebelumnya memberikan bocoran kisi-kisi pertanyaan debat kepada tim sukses kandidat mendapat penolakan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah kelompok masyarakat.
Wapres mengatakan pemberian kisi-kisi pertanyaan tidak layaknya seperti debat capres-cawapres, melainkan lebih menyerupai bimbingan belajar bagi pelajar yang akan mengikuti ujian.
Wapres JK menyarankan KPU untuk tidak memberikan bocoran soal kepada tim sukses masing-masing pasangan capres-cawapres, di sisa pelaksanaan empat debat ke depan.
"Jangan terlalu banyak bocoran soal. Bolehlah arahnya apa, tapi jangan terlalu (banyak bocoran) supaya lebih memberikan impact leadership," kata Wapres JK usai menyaksikan nonton bareng debat capres di kediaman dinasnya di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis malam.
Bocoran pertanyaan debat tersebut tidak dapat menjadi tolok ukur kemampuan masing-masing peserta Pilpres 2019 dalam mengatasi persoalan terkini.
"Kalau (pertanyaan) itu dibuka duluan, berarti yang menjawab itu tim, padahal yang mau diuji adalah yang bersangkutan, pribadi. Jadi (menurut) saya sendiri kurang pas untuk pertanyaan (diberikan) dulu, nanti dirapatkan oleh tim demi tim. Nanti akhirnya yang pantas jadi wapres ya tim itu," ujar Wapres.
Pelaksanaan debat pilpres kedua akan diikuti kedua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, pada 17 Februari di Hotel Sultan, dengan mengusung tema energi, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: