Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Perludem, Titik Anggraeni menilai debat publik capres-cawapres pada Kamis (17/1) tidak berhasil mengelaborasi visi-misi dan program prioritas masing-masing pasangan calon.

"Penilaian kami debat tersebut hambar, di luar ekspektasi meskipun sudah diduga sejak awal," kata Titik dalam diskusi di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan seharusnya pertanyaan-pertanyaan yang diberikan panelis bisa mengelaborasi visi-misi, program dan tawaran gagasan yang akan dilakukan masing-masing paslon terkait hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.

Menurut dia, seharusnya pertanyaan yang sudah diberikan beberapa hari jelang debat kepada paslon, dapat dimanfaatkan untuk lebih memaparkan visi-misi dan program ke depan.

"Elaborasi dari isu tidak banyak yang muncul, ekspektasi kita terlalu besar karena empat tema terlalu banyak dari waktu terbatas yang disediakan," ujarnya.

Dia menilai ada dua sebab mengapa elaborasi tersebut tidak berjalan yaitu faktor desain debat dan faktor masing-masing paslon.

Titik mengatakan tidak mungkin format yang bagus namun di sisi lain paslon enggan mengelaborasi visi-misi dan program.

"Debat merupakan pendalaman visi-misi sehingga tergantung paslon, kalau datar maka debat hambar," katanya.

Titik juga menilai pertanyaan-pertanyaan panelis tidak lebih tajam dari pertanyaan yang disampaikan paslon. Dia mengatakan pertanyaan para penelis masih terlalu umum padahalnya seharusnya lebih tajam dan aktual.

"Pertanyaan panelis kurang tajam, misalnya saya ingin tahu terkait penguatan KPK, apakah dilakukan melalui regulasi, kelembagaan maupun personil didalamnya.
Pertanyaan panelis kurang tajam," katanya.