Kasus demam berdarah meningkat
19 Januari 2019 06:52 WIB
Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Kamis (17/1/2019). Data dari Dinas Kesehatan setempat menyebutkan sedikitnya 486 warga terserang DBD dengan sembilan orang di antaranya meninggal dunia dalam kurun waktu dua pekan terakhir. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/ama.)
Madiun (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, Jawa Timur mencatat jumlah kasus demam berdarah yang terjadi di wilayahnya selama dua pekan bulan Januari 2019, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan, Dinkes Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, Jumat mengatakan, sepanjang 17 hari pertama bulan Januari ini sudah ditemukan sebanyak 56 kasus demam berdarah. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang hanya 26 kasus.
"Dua pekan awal tahun 2019 sudah ada 56 kasus demam berdarah di Kabupaten Madiun dengan korban meningal dua orang. Ini memang butuh perhatian lebih," ujar Agung Tri Widodo kepada wartawan.
Menurut dia, dua korban meninggal akibat demam berdarah itu adalah atas nama Dinar Akmal Ibrahim (11), warga Dusun Jemblongan, Desa Sukosari, Kecamatan Dagangan dan Mashudi (59) warga Desa Durenan, Kecamatan Gemarang.
"Pasien terlambat mendapat pertolongan medis. Saat mendapat penanganan medis, virus sudah menyebar ke seluruh tubuh," kata dia.
Sedangkan total kasus demam berdarah sepanjang tahun 2018 tercatat sebanyak 124 penderita dengan satu penderita di antaranya meninggal dunia. Kasus tersebut tersebar hampir merata di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun dengan penderita terbanyak di Kecamatan Pilangkenceng.
Pihaknya memprediksi jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Madiun tahun ini masih dapat bertambah. Kondisi musim hujan seperti saat ini sangat rawan terjadi penyebaran penyakit demam berdarah. Terlebih jika tidak diimbagi dengan pola hidup warga yang tidak menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Untuk itu, Dinkes meminta warga Kabupaten Madiun rajin menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Di antaranya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M.
Upaya penekan kasus demam berdarah lainnya adalah dengan melakukan pengasapan di daerah yang banyak terjangkit demam berdarah.
Terakhir, pengasapan dilakukan di Desa Rejosari, Kecamatan Sawahan. Selain itu, pihaknya membagikan serbuk abate kepada warga.
Warga diimbau serius dalam memberantas peyakit demam berdarah mengingat bahayanya penyakit tersebut yang dapat menyebabkan kematian.
"Antisipasi secara mandiri, bisa dilakukan melalui PSN 3M dan menjaga pola hidup sehari-hari yang bersih dan sehat," katanya.*
Baca juga: Demam berdarah renggut nyawa dua warga Madiun
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan, Dinkes Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, Jumat mengatakan, sepanjang 17 hari pertama bulan Januari ini sudah ditemukan sebanyak 56 kasus demam berdarah. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang hanya 26 kasus.
"Dua pekan awal tahun 2019 sudah ada 56 kasus demam berdarah di Kabupaten Madiun dengan korban meningal dua orang. Ini memang butuh perhatian lebih," ujar Agung Tri Widodo kepada wartawan.
Menurut dia, dua korban meninggal akibat demam berdarah itu adalah atas nama Dinar Akmal Ibrahim (11), warga Dusun Jemblongan, Desa Sukosari, Kecamatan Dagangan dan Mashudi (59) warga Desa Durenan, Kecamatan Gemarang.
"Pasien terlambat mendapat pertolongan medis. Saat mendapat penanganan medis, virus sudah menyebar ke seluruh tubuh," kata dia.
Sedangkan total kasus demam berdarah sepanjang tahun 2018 tercatat sebanyak 124 penderita dengan satu penderita di antaranya meninggal dunia. Kasus tersebut tersebar hampir merata di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun dengan penderita terbanyak di Kecamatan Pilangkenceng.
Pihaknya memprediksi jumlah penderita demam berdarah di Kabupaten Madiun tahun ini masih dapat bertambah. Kondisi musim hujan seperti saat ini sangat rawan terjadi penyebaran penyakit demam berdarah. Terlebih jika tidak diimbagi dengan pola hidup warga yang tidak menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Untuk itu, Dinkes meminta warga Kabupaten Madiun rajin menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Di antaranya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M.
Upaya penekan kasus demam berdarah lainnya adalah dengan melakukan pengasapan di daerah yang banyak terjangkit demam berdarah.
Terakhir, pengasapan dilakukan di Desa Rejosari, Kecamatan Sawahan. Selain itu, pihaknya membagikan serbuk abate kepada warga.
Warga diimbau serius dalam memberantas peyakit demam berdarah mengingat bahayanya penyakit tersebut yang dapat menyebabkan kematian.
"Antisipasi secara mandiri, bisa dilakukan melalui PSN 3M dan menjaga pola hidup sehari-hari yang bersih dan sehat," katanya.*
Baca juga: Demam berdarah renggut nyawa dua warga Madiun
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: