BRG sebut 15 titik panas Riau ada di lahan perusahaan sawit
18 Januari 2019 21:01 WIB
Api membakar semak belukar ketika terjadi kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Sabtu (5/5/2018). (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Restorasi Gambut (BRG) mendeteksi 15 titik panas di Provinsi Riau, yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan, ada pada areal perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Kepala Kelompok Kerja Perencanaan BRG Noviar MBA kepada Antara di Pekanbaru, Jumat mengatakan titik panas yang terpantau di areal perusahaan berlokasi di Kabupaten Rokan Hilir berbatasan dengan Kota Dumai itu terdeteksi sepanjang 1-5 Januari 2019 lalu.
"Mulai 1-5 Januari 2019 terpantau 16 hotspot dengan 15 di antaranya berada di lahan perusahaan," kata Noviar.
Ia mengatakan titik-titik panas tersebut terdeteksi melalui pencitraan satelit. BRG kemudian memetakan lokasi titik panas dan terdeteksi di lahan hak guna usaha (HGU) PT SAD.
Ia menuturkan dari 15 titik panas di perusahaan itu, 13 di antaranya berlokasi di Desa Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir. Sementara dua lainnya di Kelurahan Bangsal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai. Kedua lokasi itu juga masuk dalam areal HGU PT SAD.
Melengkapi Noviar, Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG Dr Myrna Safitri tidak memungkiri jika lahan yang dikuasai perusahaan terbakar.
"Kebakaran masih ada di konsesi. Kita tidak memungkiri kebakaran ada berdasarkan pengaduan yang kita terima," tuturnya.
Sepanjang pekan pertama Januari 2019, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sedikitnya 40 hektare kebakaran lahan gambut terjadi di Kecamatan Tanah Putih. Lahan gambut kering disertai angin kencang tersebut diakui Kepala Pelaksana BPBD Riau, Edwar Sanger sulit dikendalikan.
Bahkan, kebakaran sempat meluas hingga ke wilayah Sungai Sembilan, Kota Dumai yang secara geografis terletak berdekatan.
Kepala Polsek Tanah Putih, Kompol L Simatupang saat dikonfirmasi awal Januari lalu menyebut lokasi kebakaran bukan merupakan areal perkebunan melainkan lahan semak belukar dan sebagian perkebunan nanas milik masyarakat.
"Lahan yang terbakar semak belukar dan ada sebagian tanaman nanas. Pemiliknya tidak di tempat," katanya saat itu.
Hingga kini, Polres Rokan Hilir yang telah menyelidiki lokasi kebakaran juga belum menetapkan tersangka.
Baca juga: BMKG deteksi tujuh titik panas di Riau
Baca juga: BRG klaim gambut terintervensi minim titik panas
Kepala Kelompok Kerja Perencanaan BRG Noviar MBA kepada Antara di Pekanbaru, Jumat mengatakan titik panas yang terpantau di areal perusahaan berlokasi di Kabupaten Rokan Hilir berbatasan dengan Kota Dumai itu terdeteksi sepanjang 1-5 Januari 2019 lalu.
"Mulai 1-5 Januari 2019 terpantau 16 hotspot dengan 15 di antaranya berada di lahan perusahaan," kata Noviar.
Ia mengatakan titik-titik panas tersebut terdeteksi melalui pencitraan satelit. BRG kemudian memetakan lokasi titik panas dan terdeteksi di lahan hak guna usaha (HGU) PT SAD.
Ia menuturkan dari 15 titik panas di perusahaan itu, 13 di antaranya berlokasi di Desa Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir. Sementara dua lainnya di Kelurahan Bangsal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai. Kedua lokasi itu juga masuk dalam areal HGU PT SAD.
Melengkapi Noviar, Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG Dr Myrna Safitri tidak memungkiri jika lahan yang dikuasai perusahaan terbakar.
"Kebakaran masih ada di konsesi. Kita tidak memungkiri kebakaran ada berdasarkan pengaduan yang kita terima," tuturnya.
Sepanjang pekan pertama Januari 2019, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sedikitnya 40 hektare kebakaran lahan gambut terjadi di Kecamatan Tanah Putih. Lahan gambut kering disertai angin kencang tersebut diakui Kepala Pelaksana BPBD Riau, Edwar Sanger sulit dikendalikan.
Bahkan, kebakaran sempat meluas hingga ke wilayah Sungai Sembilan, Kota Dumai yang secara geografis terletak berdekatan.
Kepala Polsek Tanah Putih, Kompol L Simatupang saat dikonfirmasi awal Januari lalu menyebut lokasi kebakaran bukan merupakan areal perkebunan melainkan lahan semak belukar dan sebagian perkebunan nanas milik masyarakat.
"Lahan yang terbakar semak belukar dan ada sebagian tanaman nanas. Pemiliknya tidak di tempat," katanya saat itu.
Hingga kini, Polres Rokan Hilir yang telah menyelidiki lokasi kebakaran juga belum menetapkan tersangka.
Baca juga: BMKG deteksi tujuh titik panas di Riau
Baca juga: BRG klaim gambut terintervensi minim titik panas
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: