Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan kedua pasangan capres-cawapres tidak mampu mengelaborasi visi-misinya dalam bidang hukum, HAM, korupsi dan terorisme dengan baik dalam debat capres pertama.

"Dari visi-misi yang sudah disusun, tidak dielaborasi dengan baik dalam debat," kata Ari Nurcahyo dalam diskusi bertema Bedah Visi Misi Capres dan Telaah Debat Capres Pertama, yang diselenggarakan Parasyndicate di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, visi-misi Jokowi-Ma'ruf sejatinya sangat baik. Tetapi banyak hal yang tidak disampaikan kepada publik dalam debat.

"Misalnya persoalan tumpang tindih hukum," jelas dia.

Sementara visi-misi Prabowo-Sandi di bidang hukum, HAM, korupsi dan terorisme yang telah direvisi, banyak yang langsung "menyerang" kelemahan pemerintahan Jokowi yang juga tidak disampaikan dengan baik dalam debat.

"Visi-misi Prabowo-Sandi lebih bernuansa program aksi yang langsung straight forward, 'menyerang' persoalan yang eksis di pemerintahan Jokowi sekarang," jelas dia.

Dia mencontohkan dalam salah satu visi-misinya, Prabowo-Sandiaga sejatinya mengangkat keadilan di bidang hukum, dan menghentikan ancaman persekusi terhadap individu, institusi maupun kelompok, tetapi tidak dijabarkan dengan baik.

Prabowo menurutnya, juga beberapa kali "terpeleset", karena mengutarakan pernyataan yang kini menjadi polemik, salah satunya soal menempatkan posisinya Presiden kelak, sebagai panglima hukum tertinggi.

"Padahal harusnya hukum posisinya lebih tinggi," kata dia.

Ari mengatakan atas dasar itu dirinya memberikan skor tujuh untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, dan skor enam untuk pasangan Prabowo-Sandiaga dalam debat perdana.