Empat jalur KA di Jawa Barat akan direaktivasi
18 Januari 2019 15:24 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat mendampingi Presiden Joko Widodo menunjau reaktivasi jalur kereta api di Cibatu, Garut, Jawa Barat. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Garut , Jawa Barat (ANTARA News) - Empat jalur kereta api di Jawa Barat akam direaktivasi, di antaranya rute Cibatu – Garut – Cikajang (47,5 kilometer), Rancaekek – Tanjungsari (11,5 kilometer), Banjar – Pangandaran – Cijulang (82 kilomwter) dan Bandung – Ciwidey (37,8 kilometer).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau rencana reaktivasi di Stasiun Cibatu, Garut, Jumat, mengatakan untuk tahun ini, dua jalur yang akan direaktivasi, di antaranya Cibatu-Cikajang dan Cianjur-Bandung.
"Kita investasi bervariasi, kalau yang saya hapal Bandung-Cianjur itu kita butuhkan Rp200 miliar," katanya.
Dia menargetkan tahun ini selesai untuk pembangunan dua jalur tersebut. "Dalam dua semester ini," katanya
Budi mengatakan kereta api dibutuhkan sebagai moda alternatif dari moda darat dan akan mendukung sektor pariwisata.
"Satu menjadi alternatif masyarakat tidak menggunakan angkutan darat, yang kedua kita bisa mengaktifkan lagi aset yang sudah kita miliki yang ketiga kita bisa menemukan titik-titik lain yang jika ada suatu yang potensial, yaitu pariwisata," katanya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan selain menjadi operator, PT Kereta Api Indonesia juga diharapkan untuk berinvestasi di jalur-jalur yang merupakan aset negara tersebut.
"Sebetulnya pada dasarnya jalur kereta adalah aset negara. PT KAI pada dasarnya berfungsi sebagai operator di mana kita memanfaatkan jalur kereta, kita membayar seperti sewa, dan kita yang investasi di keretanya, gerbong kereta melalui PT KAI. Tapi kami juga ingin menyampaikan, yg akan di reaktivasi cukup banyak,BUMN kalau perlu jalan dulu, kami juga menghitung ini sebagai investasi," katanya.
Di menyebutkan total yang direaktivasi, yakni lebih dari 200 kilometer.
"Nah kami kerjakan tahun ini. Kami juga bicara dengan Pak Menhub, bagaimana hitungannya.
Karena kita 'kan investasi dulu. Relnya asetnya Kemenhub, kita itu kereta sama dapat izin operasi jalurnya, servisnya saja," katanya.
Rini mengatakan reaktivasi sudah menjadi kebutuhan warga Jawa Barat.
"Karena kita ingin meningkatkan layanan di Jabar, karena masyarakat di Jabar betul-betul membutuhkan transportasi massal. Presiden 100 persen mendukung dan mendorong," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan untuk tahap awal, KAI akan memprioritaskan reaktivasi jalur Cibatu – Garut.
"Jalur yang ditutup pada tahun 1982 ini memiliki rute sepanjang 19,3 kilometer. Dengan reaktivasi, kemacetan di jalan raya dapat dikurangi, terjadi pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilalui kereta api, tercipta kemudahan akses ke lokasi wisata, dan hadirnya kepastian waktu dalam distribusi logistik," katanya.
Di wilayah Garut sendiri, lanjut dia, terdapat potensi wisata seperti Puncak Curug, pemandian air panas, Taman Gunung Papandayan & Guntur, Candi Cangkuang, Kampung Naga, dan lainnya.
Adapun komoditas unggulan Garut yang dapat didistribusikan melalui kereta api misalnya olahan cokelat, hasil pertanian, hasil perkebunan, olahan kulit, dan sebagainya.
Dari total 1.077 bangunan yang perlu ditertibkan, total terdapat 911 kepala keluarga yang akan mendapatkan uang bongkar.
Sampai dengan 16 Januari 2019, sudah 218 Kepala keluarga (23,93 persen) yang sudah menerima uang bongkar yang diberikan melalui rekening bank.
Setelah menerima uang bongkar, menurut dia, masyarakat secara sukarela membongkar bangunnannya sendiri karena mereka menyadari bahwa bangunannya berada diatas aset KAI.
“KAI berharap dukungan dari berbagai pihak agar program reaktivasi di Jawa Barat ini dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Edi menambahkan untuk jalur Cibatu – Garut ditargetkan akan selesai di tahun 2019.
“Untuk ketiga jalur lainnya, diharapkan selesai dalam tiga tahun kedepan,” katanya.
Baca juga: Kemenhub serahkan pengaktifan kembali jalur KA ke swasta
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau rencana reaktivasi di Stasiun Cibatu, Garut, Jumat, mengatakan untuk tahun ini, dua jalur yang akan direaktivasi, di antaranya Cibatu-Cikajang dan Cianjur-Bandung.
"Kita investasi bervariasi, kalau yang saya hapal Bandung-Cianjur itu kita butuhkan Rp200 miliar," katanya.
Dia menargetkan tahun ini selesai untuk pembangunan dua jalur tersebut. "Dalam dua semester ini," katanya
Budi mengatakan kereta api dibutuhkan sebagai moda alternatif dari moda darat dan akan mendukung sektor pariwisata.
"Satu menjadi alternatif masyarakat tidak menggunakan angkutan darat, yang kedua kita bisa mengaktifkan lagi aset yang sudah kita miliki yang ketiga kita bisa menemukan titik-titik lain yang jika ada suatu yang potensial, yaitu pariwisata," katanya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan selain menjadi operator, PT Kereta Api Indonesia juga diharapkan untuk berinvestasi di jalur-jalur yang merupakan aset negara tersebut.
"Sebetulnya pada dasarnya jalur kereta adalah aset negara. PT KAI pada dasarnya berfungsi sebagai operator di mana kita memanfaatkan jalur kereta, kita membayar seperti sewa, dan kita yang investasi di keretanya, gerbong kereta melalui PT KAI. Tapi kami juga ingin menyampaikan, yg akan di reaktivasi cukup banyak,BUMN kalau perlu jalan dulu, kami juga menghitung ini sebagai investasi," katanya.
Di menyebutkan total yang direaktivasi, yakni lebih dari 200 kilometer.
"Nah kami kerjakan tahun ini. Kami juga bicara dengan Pak Menhub, bagaimana hitungannya.
Karena kita 'kan investasi dulu. Relnya asetnya Kemenhub, kita itu kereta sama dapat izin operasi jalurnya, servisnya saja," katanya.
Rini mengatakan reaktivasi sudah menjadi kebutuhan warga Jawa Barat.
"Karena kita ingin meningkatkan layanan di Jabar, karena masyarakat di Jabar betul-betul membutuhkan transportasi massal. Presiden 100 persen mendukung dan mendorong," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan untuk tahap awal, KAI akan memprioritaskan reaktivasi jalur Cibatu – Garut.
"Jalur yang ditutup pada tahun 1982 ini memiliki rute sepanjang 19,3 kilometer. Dengan reaktivasi, kemacetan di jalan raya dapat dikurangi, terjadi pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilalui kereta api, tercipta kemudahan akses ke lokasi wisata, dan hadirnya kepastian waktu dalam distribusi logistik," katanya.
Di wilayah Garut sendiri, lanjut dia, terdapat potensi wisata seperti Puncak Curug, pemandian air panas, Taman Gunung Papandayan & Guntur, Candi Cangkuang, Kampung Naga, dan lainnya.
Adapun komoditas unggulan Garut yang dapat didistribusikan melalui kereta api misalnya olahan cokelat, hasil pertanian, hasil perkebunan, olahan kulit, dan sebagainya.
Dari total 1.077 bangunan yang perlu ditertibkan, total terdapat 911 kepala keluarga yang akan mendapatkan uang bongkar.
Sampai dengan 16 Januari 2019, sudah 218 Kepala keluarga (23,93 persen) yang sudah menerima uang bongkar yang diberikan melalui rekening bank.
Setelah menerima uang bongkar, menurut dia, masyarakat secara sukarela membongkar bangunnannya sendiri karena mereka menyadari bahwa bangunannya berada diatas aset KAI.
“KAI berharap dukungan dari berbagai pihak agar program reaktivasi di Jawa Barat ini dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Edi menambahkan untuk jalur Cibatu – Garut ditargetkan akan selesai di tahun 2019.
“Untuk ketiga jalur lainnya, diharapkan selesai dalam tiga tahun kedepan,” katanya.
Baca juga: Kemenhub serahkan pengaktifan kembali jalur KA ke swasta
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: