Jubir: Tak ada perdamaian tanpa Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina
18 Januari 2019 12:52 WIB
Pengunjuk rasa Palestina membawa bendera nasional sambil berlindung dari bentrokan dengan tentara Israel di pos pemeriksaan Qalandia dekat kota Ramallah, Tepi Barat, Selasa (6/10). Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan kemarin bahwa ia tidak menginginkan lonjakan dalam kekerasan mematikan di Yerusalem Timur dan wilayah pendudukan-Israel Tepi Barat memicu konfrontasi bersenjata dengan Israel. (REUTERS/Mohamad Torokman )
Ramallah, Palestina (Antara/WAFA-OANA) - Juru Bicara Presiden Palestina Nabil Abu Rudeinah pada Rabu (16/1) mengatakan, "Setiap rencana perdamaian yang tak meliputi berdirinya Negara Palestina Merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya di perbatasan 1967 pasti akan gagal."
Di dalam satu pernyataan, ia menanggapi laporan dan kebocoran mengenai apa yang disebut perdamaian abad ini yang Pemerintah Amerika berusaha paksakan untuk wilayah itu selain upaya untuk menemukan keinginan semua pihak regional dan internasional untuk bekerjasama dengan rencana itu.
"Semua pihak akan mencapai kebuntuan sebab penanganan untuk mewujudkan perdamaian yang adil dan langgeng bagi proses politik harus dilandasi atas resolusi internasional dan prinsip penyelesaian dua-negara bagi berdirinya Negara Palestina Merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya," kata dia.
Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Resmi Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam, Abu Rudeineh menekankan bahwa "jalan untuk mencapai perdamaian di wilayah ini jelas dan itu melalui pemimpin sah Palestina".
"Dan setiap proyek yang bertujuan memangkas harapan dan aspirasi rakyat Palestina bagi kebebasan dan kemerdekaan takkan berhasil dan akan terhenti. Rakyat kami akan menang tak peduli seberapapun besarnya persekongkolan ini dan tantangan yang menghadang jalan kami dan keinginan nasional kami," tambah Abu Rudeineh.
Di dalam satu pernyataan, ia menanggapi laporan dan kebocoran mengenai apa yang disebut perdamaian abad ini yang Pemerintah Amerika berusaha paksakan untuk wilayah itu selain upaya untuk menemukan keinginan semua pihak regional dan internasional untuk bekerjasama dengan rencana itu.
"Semua pihak akan mencapai kebuntuan sebab penanganan untuk mewujudkan perdamaian yang adil dan langgeng bagi proses politik harus dilandasi atas resolusi internasional dan prinsip penyelesaian dua-negara bagi berdirinya Negara Palestina Merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya," kata dia.
Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Resmi Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam, Abu Rudeineh menekankan bahwa "jalan untuk mencapai perdamaian di wilayah ini jelas dan itu melalui pemimpin sah Palestina".
"Dan setiap proyek yang bertujuan memangkas harapan dan aspirasi rakyat Palestina bagi kebebasan dan kemerdekaan takkan berhasil dan akan terhenti. Rakyat kami akan menang tak peduli seberapapun besarnya persekongkolan ini dan tantangan yang menghadang jalan kami dan keinginan nasional kami," tambah Abu Rudeineh.
Pewarta: Antara
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: