Laporan dari New York
Mendag: perusahaan AS lihat potensi Indonesia sebagai hub regional
18 Januari 2019 11:14 WIB
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memberikan penjelasan kepada wartawan seusai acara Business Meeting Forum yang digelar di Konsulat Jenderal RI di New York, Amerika Serikat, Kamis (17/1/2019). (ANTARA/M Razi Rahman)
New York (ANTARA News) - Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita menyatakan berbagai perusahaan asal Amerika Serikat telah banyak yang melihat potensi Indonesia untuk menjadi hub regional bagi aktivitas bisnis dan perdagangan mereka.
"Dengan inflasi yang terkendali dan meningkatnya peringkat ease of doing business, mereka (perusahaan AS) melihat potensi Indonesia sebagai hub regional," kata Enggartiasto Lukita, setelah acara Business Meeting Forum Indonesia-USA di Konjen RI di New York, Kamis waktu setempat atau Jumat pagi WIB.
Apalagi, menurut dia, dengan adanya perjanjian perdagangan seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) antara negara-negara ASEAN dengan enam negara lainnya (China, Jepang, Korea Selatan, Australia, India, dan Selandia Baru), perusahaan AS juga dinilai menjadi takut untuk tertinggal.
Pada hari ini pula di New York, Mendag juga telah bertemu dengan sejumlah perwakilan perusahaan AS seperti Colgate dan Kellogs yang memiliki intensi kuat guna meningkatkan pangsa pasar mereka di Indonesia.
Selain itu, acara Business Meeting Forum yang digelar di Konjen RI di New York pada Kamis juga telah berguna dalam mempertemukan pengusaha RI dan AS serta dengan adanya dialog yang dilakukan Mendag kepada pengusaha Negeri Paman Sam tersebut.
"Kami menjelaskan mengenai kemudahan investasi dan juga terkait 'open market'. Antusias mereka cukup besar," tutur Mendag.
Dalam acara yang sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda menyatakan, Republik Indonesia dan Amerika Serikat berkomitmen untuk meningkatkan nilai perdagangan masing-masing negara.
"Indonesia dan AS memiliki keinginan yang sama guna meningkatkan hubungan perdagangan," kata Arlinda.
Sebagaimana diketahui, total perdagangan Indonesia-AS mencapai 25,92 miliar dolar AS, surplus untuk Indonesia sebesar 9,7 miliar dolar AS.
Sementara total perdagangan dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren positif sebesar 0,39 persen. Pada tahun 2017, AS merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-2 setelah China dengan nilai USD 17,1 miliar dolar AS.
Sedangkan produk ekspor utama Indonesia ke AS, antara lain udang; karet alam; alas kaki; ban, dan pakaian wanita.
"Dengan inflasi yang terkendali dan meningkatnya peringkat ease of doing business, mereka (perusahaan AS) melihat potensi Indonesia sebagai hub regional," kata Enggartiasto Lukita, setelah acara Business Meeting Forum Indonesia-USA di Konjen RI di New York, Kamis waktu setempat atau Jumat pagi WIB.
Apalagi, menurut dia, dengan adanya perjanjian perdagangan seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) antara negara-negara ASEAN dengan enam negara lainnya (China, Jepang, Korea Selatan, Australia, India, dan Selandia Baru), perusahaan AS juga dinilai menjadi takut untuk tertinggal.
Pada hari ini pula di New York, Mendag juga telah bertemu dengan sejumlah perwakilan perusahaan AS seperti Colgate dan Kellogs yang memiliki intensi kuat guna meningkatkan pangsa pasar mereka di Indonesia.
Selain itu, acara Business Meeting Forum yang digelar di Konjen RI di New York pada Kamis juga telah berguna dalam mempertemukan pengusaha RI dan AS serta dengan adanya dialog yang dilakukan Mendag kepada pengusaha Negeri Paman Sam tersebut.
"Kami menjelaskan mengenai kemudahan investasi dan juga terkait 'open market'. Antusias mereka cukup besar," tutur Mendag.
Dalam acara yang sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda menyatakan, Republik Indonesia dan Amerika Serikat berkomitmen untuk meningkatkan nilai perdagangan masing-masing negara.
"Indonesia dan AS memiliki keinginan yang sama guna meningkatkan hubungan perdagangan," kata Arlinda.
Sebagaimana diketahui, total perdagangan Indonesia-AS mencapai 25,92 miliar dolar AS, surplus untuk Indonesia sebesar 9,7 miliar dolar AS.
Sementara total perdagangan dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren positif sebesar 0,39 persen. Pada tahun 2017, AS merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-2 setelah China dengan nilai USD 17,1 miliar dolar AS.
Sedangkan produk ekspor utama Indonesia ke AS, antara lain udang; karet alam; alas kaki; ban, dan pakaian wanita.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: