Anak Krakatau alami tiga kali kegempaan vulkanik dalam
17 Januari 2019 10:12 WIB
Dokumentasi - Erupsi Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa (1/1/2019). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan Gunung Anak Krakatau masih berada di level III (Siaga). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj. )
Bandarlampung (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyampaikan perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung sepanjang Rabu (16/1) malam hingga dini hari Kamis mengalami tiga kali kegempaan vulkanik dalam.
Dalam rilis diterima di Bandarlampung, Kamis pagi, berdasarkan laporan aktivitas gunung api disampaikan Deny Mardiono, Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau periode pengamatan 16 Januari 2019, pukul 18.00 sampai dengan 24.00 WIB mengalami Kegempaan Vulkanik Dalam sebanyak 3 kali, amplitudo 10-15 mm, S-P 1,3-1,6 detik, durasi 4-11 detik.
Gunung Anak Krakatau sepanjang pengamatan ini juga mengalami Kegempaan Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 1-12 mm (dominan 3 mm).
Gunung api di dalam laut saat ini ketinggian berkurang menjadi 110 meter dari permukaan laut (mdpl) setelah erupsi pada 22 Desember 2018 lalu, cuaca mendung dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara 25-26 derajat Celsius, kelembapan udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Tidak terdengar suara dentuman. Ombak laut tenang.
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.
Sebelumnya, Jumono, Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau juga menyampaikan laporan aktivitas periode pengamatan 16 Januari 2019, pukul 12.00 sampai dengan 18.00 WIB, menyebutkan Gunung Anak Krakatau mengalami Kegempaan Embusan sebanyak 13 kali, amplitudo 3-8 mm, durasi 17-148 detik.
Gunung di dalam laut termasuk paling aktif di dunia ini saat diamati juga mengalami Kegempaan Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 1-9 mm (dominan 3 mm).
Cuaca mendung. Angin bertiup sedang ke arah timur laut. Suhu udara 28-29 derajat Celsius, kelembapan udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.*
Baca juga: Zat besi tinggi dari Gunung Anak Krakatau suburkan perairan
Baca juga: PVMBG: Gunung Anak Krakatau alami enam kali kegempaan embusan
Baca juga: Keunikan Anak Krakatau
Dalam rilis diterima di Bandarlampung, Kamis pagi, berdasarkan laporan aktivitas gunung api disampaikan Deny Mardiono, Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau periode pengamatan 16 Januari 2019, pukul 18.00 sampai dengan 24.00 WIB mengalami Kegempaan Vulkanik Dalam sebanyak 3 kali, amplitudo 10-15 mm, S-P 1,3-1,6 detik, durasi 4-11 detik.
Gunung Anak Krakatau sepanjang pengamatan ini juga mengalami Kegempaan Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 1-12 mm (dominan 3 mm).
Gunung api di dalam laut saat ini ketinggian berkurang menjadi 110 meter dari permukaan laut (mdpl) setelah erupsi pada 22 Desember 2018 lalu, cuaca mendung dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara 25-26 derajat Celsius, kelembapan udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Tidak terdengar suara dentuman. Ombak laut tenang.
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.
Sebelumnya, Jumono, Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau juga menyampaikan laporan aktivitas periode pengamatan 16 Januari 2019, pukul 12.00 sampai dengan 18.00 WIB, menyebutkan Gunung Anak Krakatau mengalami Kegempaan Embusan sebanyak 13 kali, amplitudo 3-8 mm, durasi 17-148 detik.
Gunung di dalam laut termasuk paling aktif di dunia ini saat diamati juga mengalami Kegempaan Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 1-9 mm (dominan 3 mm).
Cuaca mendung. Angin bertiup sedang ke arah timur laut. Suhu udara 28-29 derajat Celsius, kelembapan udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.*
Baca juga: Zat besi tinggi dari Gunung Anak Krakatau suburkan perairan
Baca juga: PVMBG: Gunung Anak Krakatau alami enam kali kegempaan embusan
Baca juga: Keunikan Anak Krakatau
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: