Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Ketenagakerjaan akan menabah desa-desa yang akan menjadi desa migran produktif (desmigratif) pada 2019 ini.
Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kemnaker Maruli Hasoloan di Jakarta, Rabu mengatakan program ini dibuat di desa-desa yang menjadi kantung pekerja migran.
"Di Indonesia ada sekitar 4000 desa migran, kita menyasar desa-desa tersebut untuk program desmigratif ini," kata Maruli.
Dia mengatakan jumlah desa-desa tersebht akan terus bertambah setiap tahunnya, pada 2017 ada 122 desa yang menjadi desmigrarif.
Sementara pada 2018 ada 135 desa, untuk 2019 akan ada 150 desa, jadi total desa yang telah mempunyai program desmigratif adalah 402 desa.
Maruli mengatakan program desmigratif ini dibuat untuk melindungi para pekerja migran, tidak hanya pekerjanya saja, tetapi juga keluarga dan anaknya.
"Ada petugas desa yang membantu memberikan informasi mengenai cara untuk menjadi pekerja migran, situasi bekerja di luar negeri dan sebagainya. Sehingga mereka tidak terjebak dengan calo," kata dia.
Selama ini menurut Maruli, banyak pekerja migran yang tidak sesuai prosedur karena minimnya informasi, lewat desmigraf mereka diharapkan menjadi pekerja migran yang sah.
Tak hanya itu para keluarga yang ditinggalkan juga diberikan perlatihan kewirausahaan, agar mereka tidak terus-terus bekerja sebagai pekerja migran.
Anak-anak yang ditinggalkan juga diberi pelayanan dalam rumah belajar.
Baca juga: Kemnaker akan bentuk desa migran produktif di Lampung
Baca juga: BNI dukung program desa migran produktif
Kemnaker tambah 150 desmigratif pada 2019
16 Januari 2019 21:43 WIB
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: