Metropolitan
Anies: alternatif depo MRT fase II jangan berdasar selera
16 Januari 2019 16:35 WIB
Suasana terminal pembangunan proyek Mass Rapid Transportation (MRT) koridor Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta, Jumat (4/1/2019). MRT memasuki tahap ujicoba dari akhir Desember 2018 hingga Maret 2019 karena Moda Raya Terpadu itu rencananya akan beroperasi pada Maret 2019. ANTARA FOTO/Reno Esnir/pd. (ANTARA FOTO/RENO ESNIR)
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan alternatif depo Mass Rapid Transit (MRT) fase II menyusul batalnya Kampung Bandan dan Taman BMW sebagai lokasi depo, jangan berdasarkan selera namun berdasarkan kajian.
"Sebelumnya kan dari kajian diputuskan di Kampung Bandan, tapi kenyataannya itu bersengketa, nah kemudian dicari alternatif, nah alternatif itu jangan berdasar selera baiknya di sini, baiknya di situ, tapi berdasar kajian," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Anies menekankan untuk menentukan depo bukanlah keputusan tanpa dasar, harus ada kajian mengenai kebutuhan dan kajian teknisnya.
"Nah itu yang saya minta kerjakan," ucapnya.
Kendati belum ada depo fase II, Anies menyatakan hal tersebut tidak mengganggu proses konstruksi fase II Bundaran HI-Kota Tua dan pengoperasiannya.
Bahkan menurutnya pengoperasian MRT bisa dilakukan dengan 22-23 rangkaian dengan memanfaatkan depo fase I di Lebak Bulus dan stasiun yang ada saat ini.
"Intinya kapasitas pelayanan yang diproyeksikan di atas 400 ribu orang itu bisa difasilitasi meski belum ada depo kedua yang juga berarti apakah diputuskan sekarang atau bulan depan tidak ada bedanya. Harus dimatangkan studinya dulu," ucap Anies.
Sebelumnya, pihak MRT masih melakukan studi untuk lokasi depo proyek fase II yang akan menuju ke arah Jakarta Utara, setelah hampir dipastikan depo di Kampung Bandan dan Taman BMW tidak akan terealisasi.
Kampung Bandan tidak jadi dijadikan depo karena permasalahan hukum soal lahan. Sedangkan Taman BMW yang diusulkan setelahnya, juga tidak memungkinkan untuk dibangun depo karena lahan yang dibutuhkan sedikitnya 12 hektare sedangkan luas lahan di sana sekitar 25 hektare dan direncanakan akan dibangun Stadion BMW untuk Persija.
Hal itu juga diperkuat oleh Dirut PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu yang menilai tidak mungkin membangun depo yang merupakan objek vital nasional bersanding dengan ruang publik seperti Stadion BMW.
Meski sudah melakukan studi soal lokasi lahan, MRT pun hanya bisa mengusulkan, karena yang memutuskan lokasi adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Meski demikian MRT berharap keputusan soal lokasi depo fase II akan ada pada Maret 2019 mendatang.
Trase atau jalur fase II ini diketahui mengalami perubahan dari sebelumnya mengarah ke Kampung Bandan, menjadi ke arah Kota Tua, sesuai dengan hasil rapat pimpinan terbatas (Rapimtas) yang dilaksanakan pada 9 Oktober 2018, Gubernur DKI Anies menyetujui penetapan lokasi (penlok) MRT Jakarta fase dua yakni koridor Bundaran HI-Kota.
Penlok MRT fase II telah diterbitkan melalui keputusan Gubernur DKI Jakarta No 1728/2018 tentang Penetapan Lokasi untuk pembangunan jalur MRT koridor Bundaran HI-Kota tanggal 21 November 2018.
Biaya pembangunan sendiri fase dua sepanjang 8,3 kilometer dengan delapan stasiun perkiraannya sekitar Rp22,5 triliun dengan target penyelesaian pembangunan, yakni pada 2024.
Pembangunan gardu listrik yang berlokasi di seberang Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, mulai bulan Januari ini, akan jadi penanda peletakan batu pertama proyek fase II.
Gardu listrik tersebut adalah gardu pertama yang dibangun di kedalaman 20 meter di bawah tanah untuk fase II.
"Sebelumnya kan dari kajian diputuskan di Kampung Bandan, tapi kenyataannya itu bersengketa, nah kemudian dicari alternatif, nah alternatif itu jangan berdasar selera baiknya di sini, baiknya di situ, tapi berdasar kajian," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu.
Anies menekankan untuk menentukan depo bukanlah keputusan tanpa dasar, harus ada kajian mengenai kebutuhan dan kajian teknisnya.
"Nah itu yang saya minta kerjakan," ucapnya.
Kendati belum ada depo fase II, Anies menyatakan hal tersebut tidak mengganggu proses konstruksi fase II Bundaran HI-Kota Tua dan pengoperasiannya.
Bahkan menurutnya pengoperasian MRT bisa dilakukan dengan 22-23 rangkaian dengan memanfaatkan depo fase I di Lebak Bulus dan stasiun yang ada saat ini.
"Intinya kapasitas pelayanan yang diproyeksikan di atas 400 ribu orang itu bisa difasilitasi meski belum ada depo kedua yang juga berarti apakah diputuskan sekarang atau bulan depan tidak ada bedanya. Harus dimatangkan studinya dulu," ucap Anies.
Sebelumnya, pihak MRT masih melakukan studi untuk lokasi depo proyek fase II yang akan menuju ke arah Jakarta Utara, setelah hampir dipastikan depo di Kampung Bandan dan Taman BMW tidak akan terealisasi.
Kampung Bandan tidak jadi dijadikan depo karena permasalahan hukum soal lahan. Sedangkan Taman BMW yang diusulkan setelahnya, juga tidak memungkinkan untuk dibangun depo karena lahan yang dibutuhkan sedikitnya 12 hektare sedangkan luas lahan di sana sekitar 25 hektare dan direncanakan akan dibangun Stadion BMW untuk Persija.
Hal itu juga diperkuat oleh Dirut PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu yang menilai tidak mungkin membangun depo yang merupakan objek vital nasional bersanding dengan ruang publik seperti Stadion BMW.
Meski sudah melakukan studi soal lokasi lahan, MRT pun hanya bisa mengusulkan, karena yang memutuskan lokasi adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Meski demikian MRT berharap keputusan soal lokasi depo fase II akan ada pada Maret 2019 mendatang.
Trase atau jalur fase II ini diketahui mengalami perubahan dari sebelumnya mengarah ke Kampung Bandan, menjadi ke arah Kota Tua, sesuai dengan hasil rapat pimpinan terbatas (Rapimtas) yang dilaksanakan pada 9 Oktober 2018, Gubernur DKI Anies menyetujui penetapan lokasi (penlok) MRT Jakarta fase dua yakni koridor Bundaran HI-Kota.
Penlok MRT fase II telah diterbitkan melalui keputusan Gubernur DKI Jakarta No 1728/2018 tentang Penetapan Lokasi untuk pembangunan jalur MRT koridor Bundaran HI-Kota tanggal 21 November 2018.
Biaya pembangunan sendiri fase dua sepanjang 8,3 kilometer dengan delapan stasiun perkiraannya sekitar Rp22,5 triliun dengan target penyelesaian pembangunan, yakni pada 2024.
Pembangunan gardu listrik yang berlokasi di seberang Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, mulai bulan Januari ini, akan jadi penanda peletakan batu pertama proyek fase II.
Gardu listrik tersebut adalah gardu pertama yang dibangun di kedalaman 20 meter di bawah tanah untuk fase II.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: