Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengingatkan perlunya mendorong ekspor nonmigas agar neraca perdagangan tidak lagi mengalami defisit yang terlalu besar.

"Yang perlu betul kita lakukan adalah mendorong ekspor nonmigas," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Darmin mengatakan tindakan itu telah dilakukan pemerintah terutama ke pasar nontradisional seperti Afrika yang sedang tumbuh meski hasilnya tidak terlihat dalam waktu cepat.

Namun, menurut dia, kondisi ekspor nonmigas saat ini ikut terpengaruh kondisi global sehingga menyebabkan terjadinya defisit neraca perdagangan sepanjang 2018 sebesar 8,57 miliar dolar AS.

"Masalahnya tidak cukup banyak barang yang bisa kita ekspor. Ekspor kita selama ini yang hasilnya bagus malah lambat, negatif pula, seperti CPO," ujarnya.

Selain itu, impor ikut tercatat tumbuh tinggi karena banyak bahan baku maupun modal yang dibutuhkan untuk pembangunan dan barang-barang lainnya yang tidak diproduksi di dalam negeri.

"Ekonomi kita itu tumbuh dengan baik. Tidak seperti tahun-tahun lalu. Sehingga mau tidak mau impornya tumbuh dengan cepat. Kalau ekonomi tidak jalan, impornya tidak akan begitu," kata Darmin.

Darmin enggan berbicara banyak mengenai upaya mengatasi persoalan neraca migas yang menjadi penyebab utama tingginya defisit neraca perdagangan.

Untuk itu, ia mengharapkan kebijakan untuk mengurangi impor solar dengan mewajibkan penggunaan B20 bisa mulai memperlihatkan hasil.

"Migas bukan sesuatu yang mudah, karena itu kebutuhan kita. Sementara pertumbuhan nonmigas tidak mampu mengimbangi," ujar Darmin.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada 2018 tercatat defisit 8,57 miliar dolar AS, atau terlebar sejak 1975.

Baca juga: Mendag ingin realistis capai target pertumbuhan ekspor nonmigas

Baca juga: BPS: perhiasan dukung kinerja ekspor nonmigas Oktober