Wapres sebut perbedaan dan toleransi di Indonesia telah teruji
15 Januari 2019 22:50 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) berfoto bersama Ketua International Conference of Asian Political Parties (ICAPP) Jose de Venecia serta delegasi ICAPP usai peluncuran Asian Cultural Council (ACC) di Sokha Seam Reap Convention Center, Kamboja, Selasa. (Biro Pers Setwapres)
Kamboja (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan perbedaan budaya, suku bangsa, agama dan ras dan sikap toleran di Indonesia telah teruji menjadi alat untuk mempersatukan masyarakatnya, kata Wapres di hadapan perwakilan negara-negara Asia di Siem Reap, Kamboja, Selasa malam.
"Indonesia adalah negara dengan perbedaan budaya telah diuji dan terbukti mempersatukan. Melalui toleransi dan moderasi, kami berhasil mengembangkan budaya yang sangat kaya, budaya Indonesia yang mencerminkan pencerahan budaya dan agama," kata JK saat memberi sambutan dalam Gala Dinner peluncuran Dewan Kebudayaan Asia di The Elephant Terrace, Angkor Park, Siem Reap, Kamboja, Selasa malam.
Sebagai negara dengan lebih dari 300 etnis, 748 bahasa dan enam agama resmi, Indonesia mampu menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat dengan mengedepankan toleransi, kata JK.
"Indonesia mengakui perbedaan budaya, sekaligus menekankan pentingnya persatuan sebagai cerminan dari semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu," jelasnya.
Oleh karena itu, Wapres berharap prinsip Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga berlaku di kawasan Asia yang memiliki beragam budaya dan karakter bangsa.
Dengan diluncurkannya Dewan Kebudayaan Asia atau Asian Cultural Council (ACC), JK berharap kerja sama dan persatuan di antara negara-negara Asia dapat terjaga dan meningkat di masa mendatang.
“Pembentukan ACC ini tentu agar kita juga ‘care’ (peduli) membicarakan masalah-masalah budaya, agama, supaya ini mempererat hubungan antarnegara Asia, khususnya dengan partai-partai,” kata Wapres JK.
Melalui pendekatan budaya, JK mengatakan pembangunan Asia akan mengalami peningkatan, khususnya dalam hal penjagaan perdamaian.
“Fokusnya bagaimana budaya mengikat kita, sehingga timbul peningkatan perdamaian, membangun kembali wilayah Asia ini sebagaimana kemajuannya kembali,” ujar Wapres.
"Indonesia adalah negara dengan perbedaan budaya telah diuji dan terbukti mempersatukan. Melalui toleransi dan moderasi, kami berhasil mengembangkan budaya yang sangat kaya, budaya Indonesia yang mencerminkan pencerahan budaya dan agama," kata JK saat memberi sambutan dalam Gala Dinner peluncuran Dewan Kebudayaan Asia di The Elephant Terrace, Angkor Park, Siem Reap, Kamboja, Selasa malam.
Sebagai negara dengan lebih dari 300 etnis, 748 bahasa dan enam agama resmi, Indonesia mampu menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat dengan mengedepankan toleransi, kata JK.
"Indonesia mengakui perbedaan budaya, sekaligus menekankan pentingnya persatuan sebagai cerminan dari semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu," jelasnya.
Oleh karena itu, Wapres berharap prinsip Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga berlaku di kawasan Asia yang memiliki beragam budaya dan karakter bangsa.
Dengan diluncurkannya Dewan Kebudayaan Asia atau Asian Cultural Council (ACC), JK berharap kerja sama dan persatuan di antara negara-negara Asia dapat terjaga dan meningkat di masa mendatang.
“Pembentukan ACC ini tentu agar kita juga ‘care’ (peduli) membicarakan masalah-masalah budaya, agama, supaya ini mempererat hubungan antarnegara Asia, khususnya dengan partai-partai,” kata Wapres JK.
Melalui pendekatan budaya, JK mengatakan pembangunan Asia akan mengalami peningkatan, khususnya dalam hal penjagaan perdamaian.
“Fokusnya bagaimana budaya mengikat kita, sehingga timbul peningkatan perdamaian, membangun kembali wilayah Asia ini sebagaimana kemajuannya kembali,” ujar Wapres.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: