Laporan dari Washington
Ekspor perhiasan emas Indonesia ke AS diperkirakan terus meningkat
15 Januari 2019 20:00 WIB
Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita sedang menemui perwakilan pengusaha dari Indonesia dan Amerika Serikat yang bergerak di bidang industri emas di KBRI, Washington DC, Senin (14/1/2019). (ANTARA News/M Razi Rahman)
Washington DC (ANTARA News) - Pengusaha di bidang perhiasan emas, Michael Susanto Yahya, menyatakan optimistis bahwa ekspor perhiasan emas ke Amerika Serikat (AS) bakal terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.
"Saya yakin pertumbuhan ekspor kita untuk emas ke AS tahun ini bisa lebih tinggi 50 persen dibanding tahun sebelumnya," kata Michael Susanto Yahya di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa.
Michael Susanto yang juga menjabat sebagai GM Ekspor Market PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) itu menyatakan bahwa jenis emas yang cukup laku di Negeri Paman Sam itu adalah ekspor kalung emas.
Menurut dia, hal tersebut karena di AS, banyak kalangan dan tidak hanya terbatas kaum hawa yang gemar memakai kalung emas, misalnya saja tidak sedikit rapper yang memakai perhiasan emas dengan ukuran besar.
Ia mengungkapkan bahwa sejumlah negara saingan Indonesia untuk ekspor perhiasan emas ke AS antara lain adalah Yordania, Republik Dominika, dan Afrika Selatan.
Namun, lanjutnya, Indonesia memiliki keuntungan dalam beberapa faktor, antara lain harga yang kompetitif serta pelayanan jasa pengiriman yang lebih baik.
Michael juga mengungkapkan bahwa ekspor emas dan beragam perhiasan emas ke Amerika Serikat (AS) bisa mencapai sekitar 200 juta dolar AS per tahun.
PT UBS merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang industri perhiasan emas yang awalnya berdiri dengan nama CV Untung di Surabaya pada tahun 1981.
Namun sejak berubah menjadi PT UBS pada dekade 1991, perusahaan tersebut telah berkembang pesat dan kini dapat mengekspor emas hingga ke beberapa tempat seperti AS, kawasan Timur Tengah, Hongkong, Singapura, dan Uni Eropa.
Emas UBS yang memiliki sejumlah merek perhiasan juga dapat ditemui di puluhan toko emas yang tersebar di Indonesia.
Baca juga: Harga emas naik tipis, dolar dan saham melemah
"Saya yakin pertumbuhan ekspor kita untuk emas ke AS tahun ini bisa lebih tinggi 50 persen dibanding tahun sebelumnya," kata Michael Susanto Yahya di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa.
Michael Susanto yang juga menjabat sebagai GM Ekspor Market PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) itu menyatakan bahwa jenis emas yang cukup laku di Negeri Paman Sam itu adalah ekspor kalung emas.
Menurut dia, hal tersebut karena di AS, banyak kalangan dan tidak hanya terbatas kaum hawa yang gemar memakai kalung emas, misalnya saja tidak sedikit rapper yang memakai perhiasan emas dengan ukuran besar.
Ia mengungkapkan bahwa sejumlah negara saingan Indonesia untuk ekspor perhiasan emas ke AS antara lain adalah Yordania, Republik Dominika, dan Afrika Selatan.
Namun, lanjutnya, Indonesia memiliki keuntungan dalam beberapa faktor, antara lain harga yang kompetitif serta pelayanan jasa pengiriman yang lebih baik.
Michael juga mengungkapkan bahwa ekspor emas dan beragam perhiasan emas ke Amerika Serikat (AS) bisa mencapai sekitar 200 juta dolar AS per tahun.
PT UBS merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang industri perhiasan emas yang awalnya berdiri dengan nama CV Untung di Surabaya pada tahun 1981.
Namun sejak berubah menjadi PT UBS pada dekade 1991, perusahaan tersebut telah berkembang pesat dan kini dapat mengekspor emas hingga ke beberapa tempat seperti AS, kawasan Timur Tengah, Hongkong, Singapura, dan Uni Eropa.
Emas UBS yang memiliki sejumlah merek perhiasan juga dapat ditemui di puluhan toko emas yang tersebar di Indonesia.
Baca juga: Harga emas naik tipis, dolar dan saham melemah
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: