TNI-Polri masih disiagakan di Banti cegah KKB masuk kembali
15 Januari 2019 19:17 WIB
Arsip Prajurit TNI berdoa sebelum menaiki helikopter dengan tujuan Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/wsj.
Timika (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Resor Mimika, Papua AKBP Agung Marlianto mengatakan pasukan TNI dan Polri hingga kini masih disiagakan di Kampung Banti, Distrik Tembagapura untuk mencegah masuknya kembali Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB ke wilayah itu.
Agung di Timika, Selasa, mengatakan pascapembakaran rumah sakit Waa-Banti dan gedung sekolah SD-SMP Negeri Banti dan berlanjut hingga tindakan asusila terhadap sejumlah guru di Aroanop, kehadiran pasukan TNI dan Polri sangat dibutuhkan.
"Pasukan yang tergabung dalam Satgas Terpadu Nemangkawi itu sampai sekarang masih berada di Banti," kata Agung.
Kapolres mengatakan mengingat di lokasi itu tidak ada gedung yang bisa dijadikan tempat tinggal sementara bagi pasukan TNI-Polri, maka untuk sementara waktu para prajurit tersebut menempati gedung gereja di Kampung Banti 2.
"Memang betul untuk sementara kita gunakan fasilitas gereja untuk tempat tinggal. Warga sementara ini menggunakan gedung gereja di Kampung Opitawak untuk beribadah," jelas AKBP Agung.
Kapolres malah mempertanyakan soal permintaan sejumlah tokoh masyarakat agar pasukan TNI-Polri segera ditarik dari Banti.
"Kalau pasukan ditarik dari Banti, nanti kalau terulang kembali penyerangan oleh KKB, lantas bagaimana aparat mau mengantisipasi hal itu," katanya.
Dirinya menyampaikan permohonan maaf kepada warga Banti 2 jika karena keberadaan pasukan TNI-Polri di sana membuat mereka tidak bisa menggelar ibadah di gereja itu.
Terkait permasalahan tersebut, Kapolres meminta dukungan dan bantuan Bupati Mimika Eltinus Omaleng agar bisa menyediakan bangunan permanen yang akan dijadikan pos terpadu pasukan TNI-Polri di Banti.
"Kami sangat berharap kepada Bupati Mimika agar ada bangunan yang bisa kami tempati ke depan. Sebab keberadaan prajurit TNI-Polri di sana sangat penting untuk mencegah masuknya kembali KKB ke wilayah sekitar Tembagapura," jelasnya.
Dalam pertemuan dengan Bupati Eltinus Omaleng di Hotel Cenderawasih 66 Timika, Selasa, tokoh masyarakat Suku Amungme Nerius Katagame mempertanyakan keberadaan pasukan TNI-Polri yang menempati gedung gereja di Kampung Banti 2, Distrik Tembagapura.
Agung di Timika, Selasa, mengatakan pascapembakaran rumah sakit Waa-Banti dan gedung sekolah SD-SMP Negeri Banti dan berlanjut hingga tindakan asusila terhadap sejumlah guru di Aroanop, kehadiran pasukan TNI dan Polri sangat dibutuhkan.
"Pasukan yang tergabung dalam Satgas Terpadu Nemangkawi itu sampai sekarang masih berada di Banti," kata Agung.
Kapolres mengatakan mengingat di lokasi itu tidak ada gedung yang bisa dijadikan tempat tinggal sementara bagi pasukan TNI-Polri, maka untuk sementara waktu para prajurit tersebut menempati gedung gereja di Kampung Banti 2.
"Memang betul untuk sementara kita gunakan fasilitas gereja untuk tempat tinggal. Warga sementara ini menggunakan gedung gereja di Kampung Opitawak untuk beribadah," jelas AKBP Agung.
Kapolres malah mempertanyakan soal permintaan sejumlah tokoh masyarakat agar pasukan TNI-Polri segera ditarik dari Banti.
"Kalau pasukan ditarik dari Banti, nanti kalau terulang kembali penyerangan oleh KKB, lantas bagaimana aparat mau mengantisipasi hal itu," katanya.
Dirinya menyampaikan permohonan maaf kepada warga Banti 2 jika karena keberadaan pasukan TNI-Polri di sana membuat mereka tidak bisa menggelar ibadah di gereja itu.
Terkait permasalahan tersebut, Kapolres meminta dukungan dan bantuan Bupati Mimika Eltinus Omaleng agar bisa menyediakan bangunan permanen yang akan dijadikan pos terpadu pasukan TNI-Polri di Banti.
"Kami sangat berharap kepada Bupati Mimika agar ada bangunan yang bisa kami tempati ke depan. Sebab keberadaan prajurit TNI-Polri di sana sangat penting untuk mencegah masuknya kembali KKB ke wilayah sekitar Tembagapura," jelasnya.
Dalam pertemuan dengan Bupati Eltinus Omaleng di Hotel Cenderawasih 66 Timika, Selasa, tokoh masyarakat Suku Amungme Nerius Katagame mempertanyakan keberadaan pasukan TNI-Polri yang menempati gedung gereja di Kampung Banti 2, Distrik Tembagapura.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: