Industri pakan NTT dikembangkan untuk produktivitas ternak
15 Januari 2019 17:14 WIB
Gembalakan Sapi Seorang warga menggembalakan kawanan sapi di kawasan padang savana Mausui, Kota Komba, Manggarai Timur, NTT, Kamis (25/10). Warga setempat memanfaatkan hamparan padang Savana untuk menggembala sapi, kerbau dan kuda dengan cara di lepasliarkan. (FOTO ANTARA/Anis Efizudin)
Kupang, 15/1 (ANTARA News) - Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Dani Suhadi mengemukakan pihaknya sedang memfokuskan pengembangan industri pakan pada sejumlah daerah untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi di provinsi itu.
"Untuk industri pakan ini kami kembangkan di beberapa kabupaten seperti Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Sumba Timur, Rote Ndao," katanya di Kupang, Selasa.
Ia menambahkan, pada daerah-daerah itu akan disiapkan lahan seluas 500 hektare hingga 10.000 hektare untuk pengembangan pakan.
Upaya ini, lanjutnya, juga diintegrasikan dengan lintas sektor lainnya seperti Dinas Kehutanan maupun masyarakat setempat.
"Ini juga menyangkut kesiapan dan kecepatan perizinan dan berkaitan dengan masyarakat karena pembangunannya inklusif, harus bermanfaat untuk masyarakat setempat," katanya.
Dani mengemukakan, pada sentra pengembangan industri pakan itu akan diperkuat dengan jenis-jenis tanaman yang bisa beradamptasi dengan lingkungan setempat. Salah satu tumbuhan yang menjadi fokus pengembangan yakni lamtoro taramba.
"Lamtoro taramba ini dikembangkan oleh masyarakat lebih gampang karena hanya ditanam dan berkembang dengan cepat," katanya.
Menurutnya, tanaman lamtoro taramba juga memiliki kandungan protein yang cukup bagus untuk ternak sapi.
Selain itu ada jenis tanaman yang saat ini sedang diperkenalkan yaitu indigofera.
"Ini juga jenis yang sama dengan lamtoro taramba tapi dari luar yang diperkenalkan dari beberapa pemangku kepentingan ," demikian Dani Suhadi.
Baca juga: NTT kembangkan ternak sapi senilai Rp16,5 miliar
Baca juga: Akan ada wisata padang ternak di NTT
"Untuk industri pakan ini kami kembangkan di beberapa kabupaten seperti Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Sumba Timur, Rote Ndao," katanya di Kupang, Selasa.
Ia menambahkan, pada daerah-daerah itu akan disiapkan lahan seluas 500 hektare hingga 10.000 hektare untuk pengembangan pakan.
Upaya ini, lanjutnya, juga diintegrasikan dengan lintas sektor lainnya seperti Dinas Kehutanan maupun masyarakat setempat.
"Ini juga menyangkut kesiapan dan kecepatan perizinan dan berkaitan dengan masyarakat karena pembangunannya inklusif, harus bermanfaat untuk masyarakat setempat," katanya.
Dani mengemukakan, pada sentra pengembangan industri pakan itu akan diperkuat dengan jenis-jenis tanaman yang bisa beradamptasi dengan lingkungan setempat. Salah satu tumbuhan yang menjadi fokus pengembangan yakni lamtoro taramba.
"Lamtoro taramba ini dikembangkan oleh masyarakat lebih gampang karena hanya ditanam dan berkembang dengan cepat," katanya.
Menurutnya, tanaman lamtoro taramba juga memiliki kandungan protein yang cukup bagus untuk ternak sapi.
Selain itu ada jenis tanaman yang saat ini sedang diperkenalkan yaitu indigofera.
"Ini juga jenis yang sama dengan lamtoro taramba tapi dari luar yang diperkenalkan dari beberapa pemangku kepentingan ," demikian Dani Suhadi.
Baca juga: NTT kembangkan ternak sapi senilai Rp16,5 miliar
Baca juga: Akan ada wisata padang ternak di NTT
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: