Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi beberapa tantangan yang perlu dihadapi Indonesia dalam mencapai target ekspor nonmigas yang dipatok tumbuh 7,5 persen pada 2019.

"Berbagai prediksi lembaga internasional, keadaan perekonomian global tidak terlalu menggembirakan, terutama terjadi perlambatan ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor Indonesia," kata Kepala BPS Suharyanto di Jakarta, Selasa.

Selain itu, fluktuasi harga beberapa komoditas, di antaranya sawit, karet, dan batubara dinilai masih menjadi tantangan pencapaian ekspor pada 2019.

"Ada fluktuasi harga beberapa komoditas yang kurang bagus dan harga minyak juga diperkirakan masih turun, plus rencana kenaikan suku bunga," ungkap Suharyanto.

Kendati demikian, ia berharap Indonesia mampu mencapai target ekspor yang ditetapkan di tengah tantangan itu.

Baca juga: Mendag ingin realistis capai target pertumbuhan ekspor nonmigas

Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik ekspor tumbuh 7,5 persen pada 2019, berarti angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan target pertumbuhan ekspor 2018 sebesar 11 persen.

"Kami targetkan 7,5 persen, ini memang masih ditetapkan di rapat kerja Kemendag, karena masih perlu pembicaraan lebih lanjut dengan kementerian lain," ungkap Mendag.

Menurut Mendag, angka tersebut realistis dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian global yang masih dibayangi perang dagang.

Baca juga: Trump prediksi AS-China capai kesepakatan, akhiri perang dagang

Baca juga: Analis: IHSG menguat dipicu fundamental ekonomi yang terjaga