Washington DC, AS (ANTARA News) - Nilai perdagangan Republik Indonesia dan Amerika Serikat berpotensi mencapai 50 miliar dolar AS per tahun atau hampir dua kali lipat dari nilai saat ini sebesar 25,92 miliar dolar AS per tahun.

"Tidak semua statistik menampilkan potensi perdagangan yang sesungguhnya," kata Dubes RI untuk AS Budi Bowoleksono saat ditemui di KBRI Washington DC, Amerika Serikat, Senin (14/1/2019) waktu setempat atau Selasa WIB.

Menurut Budi, target mencapai perdagangan 50 miliar dolar AS/tahun bukanlah hal yang ambisius, tetapi realistis.

Apalagi, ujar dia, Pemerintah Indonesia saat ini juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka menghilangkan hambatan perdagangan.

Sementara itu, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita saat membuka Business Plenary Forum di Washington DC, Senin, juga optimistis nilai perdagangan Indonesia dan AS bakal melesat.

"Setiap kunjungan ke negara-negara lain saya membuat bisnis forum sehingga kunjungan itu bisa lebih efektif dan bermanfaat bagi perdagangan kita dan investasi kita. Demikian pula di AS ini," kata Enggar.

Mendag juga mengingatkan bahwa saat ini perdagangan dengan AS lebih memberikan keuntungan dan surplus yang besar bagi perekonommian Republik Indonesia.

Ia mencontohkan produk kedelai dari Amerika Serikat memiliki kualitas yang baik, sehingga dibutuhkan pengusaha tahu tempe di Tanah Air.

Demikian pula, ekspor perhiasan Indonesia memiliki pasar terbesar ke AS.

Dari total perdagangan Indonesia-AS mencapai 25,92 miliar dolar AS tercatat surplus untuk Indonesia sebesar 9,7 miliar dolar AS.

Sementara total perdagangan dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren positif sebesar 0,39 persen.

Pada 2017, AS merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-2 setelah China dengan nilai 17,1 miliar dolar AS.

Sedangkan produk ekspor utama Indonesia ke AS antara lain udang, karet alam, alas kaki, ban, dan pakaian wanita.

Dari segi impor, AS menjadi negara sumber impor nonmigas ke-5 bagi Indonesia senilai 7,7 miliar dolar AS.

Produk impor utama Indonesia dari AS, antara lain kacang kedelai, kapas, gandum, residu pabrik tepung dan limbah makanan, serta makanan olahan untuk hewan.

Baca juga: Mendag ajak pengusaha AS optimistis dan pererat kolaborasi
Baca juga: BPS catat ekspor Desember 2018 turun 4,89 persen