Jakarta (ANTARA News) - Pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT 610 akhirnya berakhir setelah perangkat tersebut ditemukan oleh Kapal Bantu Hidro Oseanografi TNI AL KRI Spica 934, Senin (14/1).
Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono yang bertolak dari Pangkalan AL Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk mengawal penemuan tersebut, menyegerakan untuk segera bergerak menuju Jakarta setelah menaiki KRI Spica.
"Alhamdulillah kita berhasil menemukan ini. Sekarang kita mulai perjalanan menuju Tanjung Priok, Jakarta," demikian disampaikan Yudo yang ditemui oleh antara di atas KRI Spica 934.
Yudo juga menambahkan bahwa lokasi penemuan kali ini tidak jauh dari dari radius ditemukannya Flight Data Recorder (FDR).
"Jadi ini penemuannya tidak jauh. Masih dalam radius penemuan FDR. Masih dalam satu lokasi. Masih dalam radius sekitar 10 meter."
KRI Spica 934 adalah Kapal Bantu Hidro Oseanografi kedua milik TNI Angkatan Laut Indonesia yang dibuat di galangan OCEA, Les Sables-d'Olonne, Prancis, setelah sebelumnya KRI Rigel 933 selesai dibangun. Spica diambil dari nama bintang yang paling terang pada rasi bintang Virgo.
Setiap kapal dibekali drone bawah air tipe Kongsberg Maritime’s Hugin 1000. Perangkat yang kerap disebut ROV (remotely operated vehicle) ini sanggup mengemban misi survei bawah air hingga kedalaman 1.000 meter.
Baca juga: Panglima Koarmada I apresiasi penemuan "CVR" Lion Air JT 610
Baca juga: Data CVR Lion Air diyakini tidak rusak
KRI Spica antarkan CVR Lion Air JT610 menuju Tanjung Priok
14 Januari 2019 19:36 WIB
KRI Spica 934 membawa alat perekam audio atau "cockpit voice recorder" (CVR) saat berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (14/1). (Fianda Sofjan Rassat/ANTARA)
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019
Tags: