Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) betul-betul sedang terjadi di Indonesia.

"Data yang disampaikan Kementerian Ketenagakerjaan tidak sesuai dengan fakta di lapangan," kata Iqbal melalui pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin.

Iqbal mengatakan KSPI memiliki data PHK yang didapat langsung dari lapangan, khususnya dari serikat pekerja afiliasi KSPI.

Menurut dia, PHK terjadi di banyak daerah seperti Serang, Provinsi Banten, DKI Jakarta, serta Bogor, Purwakarta, Subang dan Cimahi di Provinsi Jawa Barat.

Yang terakhir mencuat ke permukaan adalah PHK terhadap pekerja PT Hero Supermarket Tbk, setelah Serikat Pekerja PT Hero Supermarket (SPHS) melakukan aksi karena PHK tersebut bertentangan dengan perjanjian kerja bersama (PKB) yang berlaku di perusahaan tersebut.

"Selain data yang sudah kami himpun, masih banyak yang saat ini dalam proses pencatatan. Di Purwakarta saja telah terjadi tiga pabrik yang mem-PHK pekerjanya sebanyak 4.500 orang," katanya.

Menurut Iqbal, bila tidak ada upaya sungguh-sungguh untuk menyelesaikan kasus-kasus PHK yang terjadi, akan semakin banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan.

"Apalagi, revolusi industri 4.0 sudah di depan mata. Penting untuk membuat aturan terkait revolusi industri dan bagaimana melindungi pekerja agar tidak terjadi PHK besar-besaran," katanya.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Khairul Anwar mengatakan sepanjang 2018 terjadi PHK 3.362 orang. ***3***

Baca juga: Kementerian Tenaga Kerja klaim tren PHK semakin menurun
Baca juga: 22 ribu buruh di Karawang di-PHK