Sirkulasi Eddy sebabkan ketinggian gelombang hingga empat meter
14 Januari 2019 11:42 WIB
Hujan lebat disertai petir melanda kawasan kampung nelayan Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (27/12/2018). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya sirkulasi siklonik di Laut Cina Selatan, Samudra Pasifik Filipina dan Laut Arafuru dimana akan terjadi potensi hujan lebat disertai kilatan petir dan angin kencang di wilayah Indonesia. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/pras.
Jakarta (ANTARA News) - Sirkulasi Eddy yang terdapat di Samudra Hindia di barat Aceh menyebabkan gelombang laut dengan ketinggian hingga empat meter di sejumlah perairan di Tanah Air.
"Terdapat Sirkulasi Eddy dan pola angin di utara Indonesia umumnya dari arah utara-timur laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5-25 knot sedangkan di selatan wilayah Indonesia umumnya dari arah barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5-20 knot," kata Deputi Bidang Meterologi Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo yang dihubungi di Jakarta, Senin.
Sirkulasi Eddy adalah sirkulasi di atmosfer berupa pusaran angin dengan durasi harian, dan biasanya jika suatu daerah terdapat Eddy maka cenderung akan turun banyak hujan.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Laut Maluku, dan Perairan utara Halmahera. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang.
BMKG memantau gelombang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter atau ketinggian sedang berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu, Samudra Hindia barat Sumatra.
Perairan Pulau Sawu hingga Pulau Rotte-Kupang, Laut Sawu, perairan Kepulauan Anambas, Laut Natuna, perairan utara Jawa Tengah hingga Jawa Timur, Laut jawa bagian tengah dan timur, perairan Kepulauan Kangean, perairan seatan Kalimantan dan Selat Makassar bagian selatan.
Juga di Perairan Kepulauan Selayar hingga Kepulauan Sabalana, Laut Flores, Laut Timor, Perairan Bitung-Manado, Selat Maluku bagian selatan, Perairan utara Kepulauan Sula dan Perairan utara Papua Barat hingga Papua.
Sementara tinggi gelombang 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Perairan barat Lampung-Enggano, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Pulau Jawa hingga Lombok, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa hingga NTT.
Serta di Laut Natuna utara Natuna, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan utara Kepulauan Natuna, Perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera dan Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
"Masyarakat dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas di pesisir barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, NTB, NTT, serta daerah lainnya khususnya yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diimbau untuk selalu waspada dalam beraktivitas," kata Mulyono.
Baca juga: BMKG: sirkulasi Eddy sebabkan potensi hujan di Aceh
Baca juga: BMKG: muncul sirkulasi pusaran angin skala kecil
Baca juga: BMKG nyatakan sirkulasi fenomena Eddy berpeluang melanda Riau
"Terdapat Sirkulasi Eddy dan pola angin di utara Indonesia umumnya dari arah utara-timur laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5-25 knot sedangkan di selatan wilayah Indonesia umumnya dari arah barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5-20 knot," kata Deputi Bidang Meterologi Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo yang dihubungi di Jakarta, Senin.
Sirkulasi Eddy adalah sirkulasi di atmosfer berupa pusaran angin dengan durasi harian, dan biasanya jika suatu daerah terdapat Eddy maka cenderung akan turun banyak hujan.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Laut Maluku, dan Perairan utara Halmahera. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang.
BMKG memantau gelombang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter atau ketinggian sedang berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Perairan Sabang-Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu, Samudra Hindia barat Sumatra.
Perairan Pulau Sawu hingga Pulau Rotte-Kupang, Laut Sawu, perairan Kepulauan Anambas, Laut Natuna, perairan utara Jawa Tengah hingga Jawa Timur, Laut jawa bagian tengah dan timur, perairan Kepulauan Kangean, perairan seatan Kalimantan dan Selat Makassar bagian selatan.
Juga di Perairan Kepulauan Selayar hingga Kepulauan Sabalana, Laut Flores, Laut Timor, Perairan Bitung-Manado, Selat Maluku bagian selatan, Perairan utara Kepulauan Sula dan Perairan utara Papua Barat hingga Papua.
Sementara tinggi gelombang 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Perairan barat Lampung-Enggano, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Pulau Jawa hingga Lombok, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa hingga NTT.
Serta di Laut Natuna utara Natuna, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan utara Kepulauan Natuna, Perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera dan Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
"Masyarakat dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas di pesisir barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, NTB, NTT, serta daerah lainnya khususnya yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diimbau untuk selalu waspada dalam beraktivitas," kata Mulyono.
Baca juga: BMKG: sirkulasi Eddy sebabkan potensi hujan di Aceh
Baca juga: BMKG: muncul sirkulasi pusaran angin skala kecil
Baca juga: BMKG nyatakan sirkulasi fenomena Eddy berpeluang melanda Riau
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: