Empat balita di Lumajang terluka diserang kera
13 Januari 2019 15:10 WIB
Dua ekor kera berekor panjang atau 'Macaca fascicularis' mengambil buah-buahan yang disediakan untuk mereka pada Festival Rewandha Bojana di Desa Ciakakak, Wangon, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (1/11). Festival Rewandha Bojana adalah kegiatan memberi makan kera yang dilakukan agar kawanan kera tidak mengambil makanan di rumah-rumah penduduk, karena habitat mereka yang kering akibat kemarau. (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)
Lumajang (ANTARA News) - Sebanyak empat balita di Desa Tegalrandu, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terluka akibat diserang kera liar yang turun ke permukiman warga di desa setempat untuk mencari makan selama dua pekan terakhir.
"Warga sangat khawatir terhadap serangan kera liar dan kami yang berada di sekitar kawasan huran menjadi sasaran serangan kera liar yang mencari makan," kata Adnan, tokoh masyarakat Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Minggu.
Menurutnya salah satu balita yang diserang kera tersebut berusia 21 bulan yang merupakan warga Desa Tegalrandu pada Sabtu (12/1) dan mengalami luka robek di bagian dahi akibat gigitan kera tersebut dan sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, sehingga mendapat sebanyak 16 jahitan di kepalanya.
"Warga sendiri yang diserang kera liar tersebut kebanyakan mengalami luka di kepala dan paha, sehingga kami berharap ada upaya yang dilakukan pemerintah dan aparat keamanan, agar kera-kera tersebut tidak kembali menyerang warga," katanya.
Sementara itu, Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban mengatakan kera-kera liar tersebut turun ke permukiman diduga untuk mencari makan karena rusaknya habitat alam yang menjadi rumah sekelompok kera tersebut, sehingga kera liar itu turun ke rumah penduduk.
"Kawanan hewan liar itu mencari makan hingga turun ke permukiman warga karena habitatnya di dalam hutan telah dirusak oleh masyarakat, sehingga diimbau sebisa mungkin tidak membunuh hewan liar dalam menangani kasus tersebut," tuturnya.
Ia mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat, agar sama-sama menjaga kelestarian wilayah hutan tersebut dan Polres Lumajang juga menginstruksikan untuk menggunakan tembakan obat bius dalam menangani kasus kera liar yang menyerang warga di Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah.
"Hanya dalam keadaan sangat terdesak saja yang mana mengancam manusia boleh menggunakan senjata api untuk melumpuhkan kera tersebut," katanya.
Baca juga: Ratusan kera serang tanaman jagung di lereng Sumbing
Baca juga: Kera serang tanaman warga lereng Menoreh
"Warga sangat khawatir terhadap serangan kera liar dan kami yang berada di sekitar kawasan huran menjadi sasaran serangan kera liar yang mencari makan," kata Adnan, tokoh masyarakat Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Minggu.
Menurutnya salah satu balita yang diserang kera tersebut berusia 21 bulan yang merupakan warga Desa Tegalrandu pada Sabtu (12/1) dan mengalami luka robek di bagian dahi akibat gigitan kera tersebut dan sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, sehingga mendapat sebanyak 16 jahitan di kepalanya.
"Warga sendiri yang diserang kera liar tersebut kebanyakan mengalami luka di kepala dan paha, sehingga kami berharap ada upaya yang dilakukan pemerintah dan aparat keamanan, agar kera-kera tersebut tidak kembali menyerang warga," katanya.
Sementara itu, Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban mengatakan kera-kera liar tersebut turun ke permukiman diduga untuk mencari makan karena rusaknya habitat alam yang menjadi rumah sekelompok kera tersebut, sehingga kera liar itu turun ke rumah penduduk.
"Kawanan hewan liar itu mencari makan hingga turun ke permukiman warga karena habitatnya di dalam hutan telah dirusak oleh masyarakat, sehingga diimbau sebisa mungkin tidak membunuh hewan liar dalam menangani kasus tersebut," tuturnya.
Ia mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat, agar sama-sama menjaga kelestarian wilayah hutan tersebut dan Polres Lumajang juga menginstruksikan untuk menggunakan tembakan obat bius dalam menangani kasus kera liar yang menyerang warga di Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah.
"Hanya dalam keadaan sangat terdesak saja yang mana mengancam manusia boleh menggunakan senjata api untuk melumpuhkan kera tersebut," katanya.
Baca juga: Ratusan kera serang tanaman jagung di lereng Sumbing
Baca juga: Kera serang tanaman warga lereng Menoreh
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: