Psikolog: jangan biarkan anak akses internet di ruang pribadi
12 Januari 2019 17:07 WIB
Seorang anak bermain gawai di atas kasur saat banjir menggenangi rumahnya di kawasan Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. (ANTARA /Hafidz Mubarak A )
Jakarta (ANTARA News) - Psikolog anak Seto Mulyadi menyarankan para orangtua tidak membiarkan anak-anak menggunakan gawai dan mengakses internet di ruang pribadi sehingga kegiatan mereka terpantau oleh anggota keluarga yang lain.
"Mohon alat-alat internet dan sebagainya tidak di ruang pribadi anak, jadi di ruang keluarga," kata Seto kepada Antara saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu sore.
"Jadi ada lingkungan yang membuat mereka sungkan, segan. Tapi kalau ruangan pribadi, di kamar, mereka merasa bebas, leluasa, karena tidak ada yang meluruskan atau melarang kalau itu negatif, ya akhirnya kebablasan terus," tuturnya.
Keluarga, menurut dia, juga sebaiknya berusaha menciptakan lingkungan berinternet yang aman bagi anak-anak dengan membiasakan komunikasi dalam keluarga, misalnya lewat rapat keluarga, dialog atau diskusi, atau forum mendongeng dan menceritakan pengalaman masing-masing.
Selain itu, ia melanjutkan, orangtua perlu menghadirkan kegiatan-kegiatan alternatif yang menarik bagi anak supaya perhatian mereka tidak melulu terpusat pada gawai dan internet.
"Jadi bukan sekadar memusuhi. Internet jangan, gadget itu negatif, enggak, ada positifnya juga. Tapi ada keseimbangan dengan kegiatan lain yang kreatif dari para orangtua yang penuh persahabatan, tidak ada tekanan-tekanan dan memosisikan orangtua sebagai sahabat anak, bukan sebagai bos atau komandan," katanya.
"Jangan mimpi punya anak penurut tapi anak yang bisa bekerja sama dalam membangun apa pun," ia menambahkan.
Baca juga:
Anak-anak yang sering main gadget rentan depresi
Waktu berkualitas antara orangtua-anak kurangi kecanduan gawai
"Mohon alat-alat internet dan sebagainya tidak di ruang pribadi anak, jadi di ruang keluarga," kata Seto kepada Antara saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu sore.
"Jadi ada lingkungan yang membuat mereka sungkan, segan. Tapi kalau ruangan pribadi, di kamar, mereka merasa bebas, leluasa, karena tidak ada yang meluruskan atau melarang kalau itu negatif, ya akhirnya kebablasan terus," tuturnya.
Keluarga, menurut dia, juga sebaiknya berusaha menciptakan lingkungan berinternet yang aman bagi anak-anak dengan membiasakan komunikasi dalam keluarga, misalnya lewat rapat keluarga, dialog atau diskusi, atau forum mendongeng dan menceritakan pengalaman masing-masing.
Selain itu, ia melanjutkan, orangtua perlu menghadirkan kegiatan-kegiatan alternatif yang menarik bagi anak supaya perhatian mereka tidak melulu terpusat pada gawai dan internet.
"Jadi bukan sekadar memusuhi. Internet jangan, gadget itu negatif, enggak, ada positifnya juga. Tapi ada keseimbangan dengan kegiatan lain yang kreatif dari para orangtua yang penuh persahabatan, tidak ada tekanan-tekanan dan memosisikan orangtua sebagai sahabat anak, bukan sebagai bos atau komandan," katanya.
"Jangan mimpi punya anak penurut tapi anak yang bisa bekerja sama dalam membangun apa pun," ia menambahkan.
Baca juga:
Anak-anak yang sering main gadget rentan depresi
Waktu berkualitas antara orangtua-anak kurangi kecanduan gawai
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: