Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menargetkan pertumbuhan jumlah nasabah yang agresif tahun ini dengan peningkatan sebesar 23,4 persen menjadi 12,3 juta orang.

"Kami akan lebih agresif menggarap nasabah UMKM dan milenial, karena masih banyak ruang untuk menumbuhkan di segmen itu," kata Kuswiyoto melalui keterangan tertulis yang diterima Antaranews di Jakarta, Jumat.

Ia memaparkan nasabah Pegadaian pada tahun lalu mencapi 10 jutaorang, naik 9,4 persen dari tahun 2017 sekitar 9,5 juta nasabah.

Menurut dia, banyak ruang untuk melakukan terobosan agar target tahun ini bisa dicapai, seperti meluncurkan produk teknologi finansial (tekfin). Era digital ekonomi dan terus bertumbuhnya tekfin serta gadai swasta, mendorong Pegadaian untuk terus berinovasi.

Ada pun inovasi produk yang akan dilakukan perseroan, antara lain Gadai Efek, Gold Card, Digital Lending, Pegadaian E-Wallet & Pegadaian Remittance, Amanah Korporasi, Rahn Umroh, Express Loan, dan Rahn Surat Berharga.

Kuswiyoto optimistis bahwa dampak dari bermunculannya gadai swasta dan tekfin, belum akan menggerus bisnis Pegadaian. Hal itu karena market share industri pergadaian nasional masih dikuasai oleh Pegadaian yaitu di atas 90 persen.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa pada Oktober 2018 jumlah perusahaan gadai swasta yang telah mendapatkan izin sebanyak 16 perusahaan.

Sementara perusahaan yang baru terdaftar di OJK sebanyak 41 perusahaan gadai. Sementara itu, perusahaan tekfin swasta yang telah mendapatkan izin OJK baru satu perusahaan dan yang terdaftar di OJK sebanyak 77 perusahaan.

"Terus bertumbuhnya bisnis pergadaian dan tekfin menunjukkan bahwa pasar gadai dan nongadai masih besar," ujar Kuswiyoto.

Baca juga: Harga emas naik, investor cari investasi aman di tengah saham anjlok

Baca juga: Penguatan dolar berlanjut, investor cerna pernyataan Federal Reserve

Baca juga: Harga minyak turun, tertekan kekhawatiran dampak penutupan pemerintah AS