Jakarta (ANTARA News) - Co-founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan bahwa untuk saat ini Bukalapak belum berencana untuk go public melalui Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

"Untuk IPO, belum ada rencana konkrit. Kita masih mempelajari berbagai kemungkinannya, karena untuk mendapatkan dana tidak harus IPO. Bisa melalui private financing, obligasi, dan lainnya," kata Fajrin Rasyid, di perayaan ulang tahun Bukalapak ke-9, di Jakarta, Kamis.

Lebih lanjut, Fajrin mengatakan ada beberapa persyaratan yang masih mengganjal bagi Bukalapak untuk melantai di Bursa, terumata terkait kewajiban yang harus dipenuhi setelah IPO.

"Persyaratan IPO sekarang lebih mudah yang kami masih cari tahu adalah sebenarnya ada enggak sih perubahan ke depannya soal kebijakan-kebijakan setelah itu (IPO)," ujar Fajrin.

"Itu yang kadang bikin perusahaan startup itu kalau sudah IPO harus publish data nah itu yang belum disentuh sama BI," sambung dia.

Fajrin juga berharap adanya relaksasi terkait kewajiban-kewajiban setelah IPO, seperti kewajiban untuk melaporkan detail laporan keuangan.

"Itu mungkin bisa jadi salah satu yang paling beratlah karena dengan inovasi yang cepat sekali kadang-kadang pengen inovasi ini jangan sampai kemudian diketahui banyak orang lalu ditiru dengan cepat dan sebagainya," kata Fajrin.

"Jadi itu salah satu yang menjadi concern kita. Enggak cuma soal angka ya kegatan-kegiatan penting dan sebagainya," tambah dia.

Baca juga: Bukalapak investasi Rp1 triliun dorong warung melek teknologi
Baca juga: Bukalapak pentingkan pelapak daripada jadi decacorn