Jakarta (ANTARA News) - Dalam beberapa hari terakhir seiring pelemahan dolar terhadap mata uang dunia, nilai tukar (kurs) rupiah cenderung terapresiasi dan Kamis pagi menguat 30 poin ke posisi Rp14.095 per AS, namun analis pasar mengingatkan agar tetap waspada pasca-perundingan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis mengatakan dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang dunia didorong oleh harapan investor bahwa perundingan perdagangan AS-China akan tercapai kesepakatan.
"Penyelesaian perang dagang antara AS-China memberi harapan bagi pertumbuhan ekonomi," katanya.
Situasi itu, lanjut dia, memberi dampak positif bagi fluktuasi rupiah sehingga kembali bergerak di area positif.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan penguatan rupiah berlanjut merespon mata uang China yang terapresiasi.
"Mata uang yuan China yang positif berimbas pada sejumlah mata uang di kawasan Asia lainnya, termasuk rupiah," katanya.
Meski demikian, ia mengingatkan, agar pelaku pasar tetap mewaspadai berbagai macam sentimen yang dapat membuat laju rupiah tertahan.
Baca juga: Analis: IHSG menguat, saham perbankan jadi pilihan investor
Baca juga: Rupiah menguat di bawah Rp14.100
Baca juga: Dolar AS jatuh, Fed indikasikan kurangi pengetatan moneter
Analis: Tetap waspada terhadap sentimen tahan laju rupiah
10 Januari 2019 11:19 WIB
Pegawai bank menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: