Jakarta (ANTARA News) - Lembaga penelitian kanker Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) menyebut kanker usus (kolon) dan hati merupakan jenis penyakit yang sering ditemui di Indonesia.

"Fokus penelitian MRIN adalah kanker hati dan kanker kolon. Hal ini karena keduanya merupakan jenis kanker yang sering ditemui di Indonesia dan kebanyakan penderita didiagnosa sudah ada dalam stadium lanjut," kata Principal Investigator di Mochtar Riady Institute for Nanotechnology Ivet Suriapranta dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Kamis

Menurut dia, ketika membahas tentang penyakit kanker, istilah kanker hati dan kanker kolorektal atau usus besar mungkin masih terasa asing di telinga masyarakat Indonesia. Padahal, keduanya termasuk ke dalam jenis penyakit kanker yang paling umum diderita masyarakat, khususnya di Indonesia.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker kolorektal merupakan kanker yang kasusnya menempati urutan kedua terbesar sebagai jenis kanker yang terdiagnosa pada pria dan ketiga pada wanita. Tidak jauh berbeda dengan kanker kolorektal, kanker hati juga banyak diderita di Indonesia.

Sedangkan berdasarkan data Globocan, pada 2012 terdapat 782.451 penderita kanker hati di seluruh dunia, sebanyak 18.121 penderita berasal dari Indonesia.

Ia menambahkan bahwa di institusi penelitian yang terletak di Tangerang ini, fokus penelitian dipusatkan pada upaya untuk memahami perkembangan mutasi genetik dan pengaruhnya terhadap pasien kanker.

Lebih lanjut Ivet menjelaskan bahwa penelitian kanker yang dilakukan di MRIN mencakup bidang genomic (berdasarkan profil gen) dan proteomic (berdasarkan pada sifat protein).

Ivet juga menambahkan bahwa riset yang dilakukan mencakup prediksi, pencegahan, dan pengobatan atas penyakit kanker.

Ia menjelaskan bahwa penelitian untuk memprediksi kanker dilakukan dengan melakukan pengidentifikasian variasi genetik, sedangkan untuk pencegahan, MRIN meneliti efek dari obat-obatan tertentu yang berkaitan dengan sensitivitas terhadap insulin.

"Prediction bertujuan untuk mengidentifikasi variasi genetik di gen tertentu yang ada di Indonesia yang berasosiasi dengan kerentanan seseorang terhadap kanker hati dan kanker kolon, sedangkan untuk cakupan pencegahan atau prevention, MRIN meneliti terkait efek obat tertentu yang berkaitan dengan sensitivitas terhadap insulin," katanya.

Selain itu MRIN juga meneliti potensi terapi infeksi virus untuk melawan kanker.

"Sedangkan untuk treatment, kami meneliti potensi infeksi virus terhadap peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker sebagai alternatif dari pengobatan imunoterapi yang dilakukan dalam pengobatan kanker," katanya.

Dalam menjalankan penelitiannya ini, Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) banyak melakukan kerja sama dengan berbagai kampus, baik di dalam maupun di luar negeri.

"Kami terafiliasi dengan Universitas Pelita Harapan. Selain itu, di dalam negeri kami bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Universitas Bina Nusantara dan Klinik Hati Prof Ali Sulaiman. Sedangkan untuk di luar negeri, mitra kami diantaranya adalah University of New South Wales (UNSW) di Australia dan Biola University di Amerika Serikat," katanya.

Berkat kegiatan penelitiannya ini pula, MRIN banyak menerima peghargaan baik diantaranya sebagai finalis pada Ristek Kalbe Science Award di bidang Biomedis dan meraih Best Presenter pada Liver Update 2018.

"Di dalam negeri, hasil penelitian bertajuk 'Potensi Newcastle Disease Virus-like particles sebagai targeted therapy terhadap tumor' karya peneliti MRIN, Teridah Ginting Ph.D meraih penghargaan sebagai finalis pada Ristek Kalbe Science Award di bidang Biomedis dan kami juga meraih Best Presenter pada Liver Update 2018 yang diselenggarakan Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia di Jakarta untuk riset berjudul ‘Administration of Metformin Inhibit The Expression of SREBP-1c in Type 2 Diabetes Mellitus Rats-Induced Liver Carcinogenesis’,” ujar Ivet.

Baca juga: Konsumsi sagu cegah resiko kanker kolon

Baca juga: Lemak di hati bisa berkembang menjadi kanker